Kapal tersebut merupaÂkan
sister ship dari kapal sebelumnya, yang memiÂliki ukuran panjang 150 meter, lebar 27,70 meter dan tinggi 12 meter. Kapal ini mampu mengangkut muatan minyak mentah sebesar 17.500 LTDW atau kurang lebih setara dengan 150.000 barrel.
"Kami mengucapkan selamat atas kesuksesan peluncuran kapal ini, yang selanjutnya kapal dapat ditarik ke Lampung dengan aman, guna
final docking dan penyelesaian sisa pekerÂjaan yang ada," ujarnya di Jakarta, kemarin.
Selama ini, perseroan sudah memberikan keperÂcayaan kepada galangan DRU untuk pembangunan kapal tanker milik PertamiÂna sebanyak enam unit.
"Pesanan ini sendiri terÂdiri dari tiga unit product tanker 3.500 LTDW pada 2013 lalu dan sekarang tiga unit
crude oil tanker 17.500 LTDW," katanya. Setelah kapal tanker ini diluncurÂkan, DRU mengharapkan proses pengerjaan finishÂing kapal yang dibangun di galangan DRU Unit Lamongan, Jawa Timur bisa segera dilaksanaÂkan dan diserahkan guna memperkuat armada PerÂtamina.
"Tanker Papandayan merupakan kapal terbesar kedua yang pernah dibangun di galangan DRU. Sebelumnya, DRU pernah membangun kapal tanker 17.500 MT Panderman dan kapal ketiga MT PengaÂlengan pesanan Pertamina yang kini masih dalam proses penyelesaian di galangan kami di LamonÂgan," kata Direktur DRU, Steven AP.
Pertamina bisa membina dan memberikan keperÂcayaan kepada galangan nasional dalam rangka mengembangan industri maritim nasional sesuai program Poros Maritim Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sementara itu, soal penyelesaian tanker ketiga MT Pengalengan, Steven menjelaskan, tanker ketiga pesanan PT PertamÂina tersebut telah rampung 80 persen dan ditargetkan pada tahun depan bisa seÂlesai 100 persen.
"Penyelesaian tanker Pengalengan di atas 80 persen. Tahun depan, kapal tersebut bisa rampung," imbuhnya. Sebelumnya, Pertamina juga telah memesan kapal tanker dengan nama Panderman yang diluncurkan pada akhir 2016 lalu. ***
BERITA TERKAIT: