Erdogan menuding teroris ekonomi sebabkan mata uang negaranya itu ambrol lebih dari 40 persen nilainya terhadap dolar AS pada tahun ini.
Teroris ekonomi yang dimaksud adalah pihak yang sebarkan laporan palsu untuk melakukan aksinya.
"Ada teroris ekonomi di media sosial. Mereka benar-benar jaringan pengkhianatan. Kami tidak akan memberi mereka waktu. Kami akan membuat spekulasi yang telah menyebar membayar dengan harga yang diperlukan," kata Erdogan seperti dilansir
Reuters, Selasa (14/8).
Lira sendiri berada pada titik terendah 7,24 sebelumnya pada kemarin (Senin, 12/8) bank sentral berjanji untuk menyediakan likuiditas.
Kendati demikian lira tetap di bawah tekanan jual. Kemerosotan nilainya terus mengguncang pasar global.
[jto]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: