Lindungi Indo-Pasifik, AS Siap Gelontorkan Rp 1,6 T

Kamis, 02 Agustus 2018, 09:35 WIB
Lindungi Indo-Pasifik, AS Siap Gelontorkan Rp 1,6 T
Foto/Net
rmol news logo Amerika Serikat akan menggelontorkan 113 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,6 triliun di bidang teknologi, infrastruktur, dan energi di Indo-Pasifik. Ini uang muka komitmen ekonomi AS melindungi kawasan itu dari kekuatan China.

 Iming-iming itu disampaikan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, Senin (30/7), menjelang kunjungan­nya ke Indonesia, Singapura, dan Malaysia.

"Dana ini hanya merupakan uang muka bagi sebuah era baru komitmen ekonomi Amerika Serikat untuk menciptakan perdamaian dan kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik," kata Pompeo, saat berpidato di de­pan Kamar Dagang Amerika Serikat.

Pompeo mengatakan, Amerika Serikat akan "menentang semua negara" yang berupaya mendominasi kawasan Indo-Pasifik. Pernyataan itu adalah isyarat ancaman bagi Beijing yang tengah bersengketa dengan Washington dalam perkara niaga dan kebebasan berlayar di Laut China Selatan, demikian dilaporkan Reuters.

Pompeo akan berkunjung ke Jakarta, Indonesia, pada 4-5 Agustus 2018, setelah dari Ma­laysia 2-3 Agustus. Dia pertama kali ke Singapura. Indonesia dan Amerika Serikat akan meraya­kan 70 tahun hubungan diplo­matik dan bilateral pada 2019.

Indo-Pasifik pertama kali menjadi perbincangan di ka­langan diplomat saat Presi­den Amerika Serikat, Donald Trump, menggunakan terma itu dalam lawatannya ke Asia tahun lalu. Indo-Pasifik meru­juk pada kawasan pesisir yang merentang dari Samudra Hindia ke Samudra Pasifik dan bisa dikategorikan sebagai kesatuan geopolitik tunggal.

Menurut beberapa akademisi, Indo-Pasifik lebih tepat untuk menggambarkan fenomena kebangkitan Asia dibandingkan dengan konsep seperti Asia Pasifik yang mengecualikan India. Meski India punya kekuatan nuklir dengan populasi terbesar kedua di dunia dan pertumbu­han ekonomi yang melonjak.

Selain itu, konsep Indo-Pasifik juga punya signifi­kansi besar. Konsep tersebut merupakan tanggapan Amerika Serikat atas strategi geopolitik "Untaian Mutiara" China, yang ingin membangun hegemoni di kawasan Samudra Hindia dengan membangun jaringan infrastruktur militer dan komersial di pesisir.

Strategi geopolitik itu di­anggap sejumlah pihak perlu dilakukan Beijing karena mereka bergantung pada pasokan minyak dari Timur Tengah. Beberapa analis menyebutnya sebagai "titik rentan strategis yang penting" bagi Beijing.

Bagi Washington, yang sudah lama berseteru dengan Beijing di Asia dalam banyak hal, kon­sep Indo-Pasifik akan memberi kesempatan bagi mereka untuk membatasi pengaruh China dengan bekerja sama dengan India, Australia dan Jepang.

Tahun lalu, keempat negara itu -- Amerika Serikat, India, Jepang dan Australia -- menghidupkan kembali blok Quadrilateral kerja sama keamanan dengan menggu­nakan istilah Indo-Pasifik. Langkah itu kemudian ditang­gapi dengan keras Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, yang menyebut penggunaan istilah Indo-Pasifik sebagai "ide cari perhatian" dan "akan hilang seperti buih di lautan."

Upaya kelompok Quadrilat­eral untuk mengurung China dari selatan, timur, dan barat se­makin jelas saat keempat nega­ra itu menolak untuk bergabung dalam skema infrastruktur One Belt One Road (OBOR).

Bahkan, kelompok Quadri­lateral juga dikabarkan tengah mempertimbangkan skema infrastruktur global baru untuk menyaingi OBOR.

Rencana investasi Amerika Serikat yang baru saja diungkap Pompeo adalah bagian dari strategi itu. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA