Analogi itu menurut Hatta, sesuai ketika harga Pertamax dan sejenisnya yang memang bukan kategori BBM bersubsidi dinaikkan harganya.
“Meskipun yang naik itu Pertamax dan kawan-kawannya yang dikonsumsikan kelas menengah atas (mobil mewah). Tapi kan ada juga motor motor rakyat yang gunakan Pertamax,†ujar Hatta kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (2/7).
Menurutnya, sebagian rakyat yang sebelumnya menggunakan Pertamax pasti akan beralih ke BBM bersubsidi jenis Premium dan Petralite.
Persoalannya, sambung Hatta, apakah kemudian pemerintah dapat menjamin ketersediaan Premium dan Petralite diseluruh pelosok daerah. Jika tidak ada kepastian, pemerintah sama saja membuat rakyat sengsara.
“Rakyat seperti dicubit pelan-pelan. Meskipun yang dicubit bukan bagian yang sensitif,†ujarnya.
Aktivis yang pernah dituduh melakukan makar itu menambahkan, jika alasan pemerintah menaikan harga BBM karena disebabkan harga minyak dunia yang naik, hal ini membuat Pertamina memiliki alasan kuat untuk menyamakan harganya dengan perusahaan minyak milik asing yang beroperasi di Indonesia.
“Mungkin ini pesan tersirat dari kenaikan ini. Membuka kesempatan persaingan bebas di arena konsumen Indonesia yang sangat potensial. Makin kuat semangat liberalisasi ekonomi di Indonesia,†demikian Hatta.
[fiq]
BERITA TERKAIT: