Pertamina Pastikan Ada Pengeboran Ilegal

Sumur Minyak Meledak Di Aceh

Kamis, 26 April 2018, 08:15 WIB
Pertamina Pastikan Ada Pengeboran Ilegal
Foto/Net
rmol news logo Kecelakaan penamban­gan minyak kembali terulang, kali ini terjadi ledakan sumur minyak di Aceh Timur. PT Pertamina (Persero) memas­tikan sumur tersebut bukan milik perusahaan.

Public Relation PT Pertamina EP, Roberth MV Dumatubun menegaskan ledakan tersebut bu­kan di sumur milik Pertamina.

Dia menjelaskan, kejadian memang berada lingkungan dari Pertamina EP, namun sumur yang terbakar terse­but merupakan sumur pihak swasta. Meski bukan sumur mi­lik Pertamina dia menyatakan pihaknya bakal ikut melakukan berbagai proses penanganan.

"Pertamina konsen pada pem­adaman kebakaran dilokasi mem­bantu Kerjasama Operasi (KSO) Kawai Energy dan melakukan evakuasi serta pertolongan pada korban," tutur Robert kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Sampai berita ini diturunkan Pertamina EP terus berkoor­dinasi dengan banyak pihak terkait termasuk BPBD Aceh, Kepolisian dan pemerintah daerah. "Kami diminta ban­tuannya," ucapnya.

Dia memastikan ledakan ini diakibatkan oleh sumur min­yak ilegal atau illegal drilling yang tidak sesuai prosedur keselamatan pengeboran seh­ingga menimbulkan ledakan.

"Kita mengimbau agar illegal drilling tidak dilaksanakan lagi ini sangat bahaya," terangnya.

Pertamina mengklaim bah­wa jauh sebelum kejadian ledakan sudah pernah melaku­kan sosialisasi bahaya kegia­tan illegal drilling. "Pertamina EP sudah melakukan sosial­isasi bahayanya," katanya.

Robert menyebut sebagai penanganan pertama Pertami­na langsung mengerahkan tim Health, Safety, Environment (HSE), mobil pemadam, dan juga ambulance.

Direktur Hulu Migas PTPertamina (Persero) Syamsu Alam juga membantah bahwa kebakaran yang terjadi di Aceh merupakan sumur pertamina. Syamsu mengatakan, Pertamina ikut membantu penanganan kar­ena lokasinya merupakan lokasi Pertamina EP. "Pertamina hanya membantu saja," katanya.

Saat ini pihak Pertamina dan Kementerian ESDM sudah mengirim tim untuk melakukan investigasi. Hasil sementara dia menyimpulkan bahwa ledakan terjadi karena salah prosedur.

"Saya belum dapat banyak laporan, tapi itu masyarakat yang melakukan pengobaran di sana. Pertamina membantu memadamkan, bukan sumur Pertamina," ujar Syamsu.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kemente­rian ESDM Agung Pribadi mengatakan sudah berkoor­dinasi dengan Pertamina atas kejadian itu. "Pertamina dan Kementerian ESDM kirimkan tim untuk investigasi terhadap kejadian tersebut," ujar dia.

Agung juga mengatakan sudah menerima laporan atas peristiwa tersebut. Dari lapo­ran tim, ada delapan korban meninggal dan 40 korban mengalami luka-luka.

Kementerian ESDM ber­harap kejadian itu cepat diatasi. Namun, mengenai adanya dug­aan praktik pengeboran secara illegal, Agung menyerahkan itu ke penegak hukum untuk menyelesaikannya. "Intinya ini kewenangan aparat hukum terkait ilegal drilling," kata dia. Seperti diketahui, terjadi kebakaran sumur minyak di Kecamatan Ranto Peureulak Desa Pasir Putih tanggal 25 April 2018. Kebakaran itu terjadi sekitar pukul 02.05 WIB. Diduga karena percikan api pada saat seorang pekerja melakukan pengelasan pipa yang akan dimasukkan ke dalam sumur. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA