Dalam kurun waktu yang singkat itu, bekas pengemudi Uber akan kesulitan untuk mendaftar di Grab. Apalagi, mereka juga tidak dijamin bisa langsung masuk Grab. Alhasil, mereka akan menjadi pengangguran.
Ketua Dewan Pakar Masyarakat Transportasi InÂdonesia Danang Parikesit menÂgatakan, akuisisi Uber oleh Grab ini memang berdampak kepada para pengemudi Uber. Sebagai mitra, para pengemudi tidak memiliki pilihan lain untuk mengikuti aksi korporasi antara Grab dan Uber.
"Ini risiko di sisi mitra yang memang tidak bisa sepenuhÂnya diakomodasi operator," katanya di Jakarta, kemarin.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, dia menyarankan, Go-Jek sebagai pemilik apÂlikasi sejenis dapat turut berÂperan dalam menampung mantan pengemudi Uber.
Kepastian nasib pengemudi Uber ini sangat penting, terÂlepas dari persaingan sengit antara Go-Jek dan Grab.
Jika ada pengemudi Uber yang memilih bermitra denÂgan Go-Jek, lanjut Danang, seharusnya tidak menjadi masalah. Tinggal bagaimana kebijakan dari masing-masing operator.
Danang menambahkan, sebagai industri yang diatur oleh pemerintah (
regulated market), seharusnya transaksi Uber dan Grab ini diketahui pemerintah sejak awal. DenÂgan begitu, hal-hal seperti ini bisa diantisipasi.
Menurut Danang, selain menyangkut nasib ratusan ribu para pengemudi, juga akan mengganggu masyarakat pengguna transportasi. "Yang jadi isu saat ini adalah apakah pelayanan publik terganggu, ini yang harus diperhatikan," tambahnya.
Ketua Institut Studi TransÂportasi Darmaningtyas menÂgatakan, jika para pengeÂmudi Uber tidak terserap seluruhnya, akan mengurangi suplai transportasi online di lapangan. Pasalnya, permintÂaan transportasi online terus meningkat. "Kini masyarakat lebih senang pakai angkutan online daripada kendaraan pribadi," ujarnya.
Go-Jek bergerak cepat untuk menampung bekas pengemudi Uber. Setelah mengeluarkan undangan perekrutan untuk pengemudi Uber, Go-Jek resmi membuka perekrutan mulai Sabtu pekan lalu. Tak tanggung-tanggung, Gojek membuka sembilan titik perÂekrutan untuk menampung pengemudi Uber.
Kesembilan titik perekrutan tersebar di Cilandak, Meruya, Condet, Jatiwaringin, GuÂnung Sahari, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Syarat bagi calon pengemudi pun mudah, hanya KTP, SIM, STNK dan aplikasi Uber yang aktif.
Seperti diketahui, Senin (26/3), Grab resmi mengakuiÂsisi Uber kawasan Asia TengÂgara. Sejumlah negara di Asia Tenggara yang aset dan operaÂsional Uber akan segera dialihÂkan ke Grab adalah Kamboja, Indonesia, Malaysia, MyanÂmar, Filipina, Singapura, ThaiÂland, dan Vietnam. Sebagai bagian dari akusisi, Uber akan memiliki 27,5 persen saham di Grab dan Dara Khosrowshahi selaku CEO Uber akan berÂgabung dengan dewan direksi Grab.
Hengkangnya Uber dari wilayah Asia Tenggara meÂnandakan layanan online suÂdah menyerah tiga kali dalam bersaing dengan para komÂpetitornya. Sebelum menjual layanan operasionalnya di Asia Tenggara ke Grab, Uber juga sempat melakukan hal serupa kepada kompetitornya di Didi Chuxing di China dan Yandex di Rusia. ***
BERITA TERKAIT: