Anggota Komisi II DPR, Budiman Sudjatmiko menilai Kemendes PDTT sudah gencar merealisasikan program pembangunan infrastruktur dasar di desa. Namun pembangunan SDM pemuda desa juga tidak kalah penting.
"Infrastruktur penting tapi investasi otak juga penting, sehingga warga desa tidak lagi jadi korban ekspansi para pemodal besar," ujar Budiman saat acara diskusi di Jakarta, belum lama ini.
Langkah konkretnya perlu sekali ada bagian dari keuntungan Badan usaha milik desa (BUMDes) untuk pembangunan SDM. Bahkan jika perlu sebagian dana desa dialokasikan untuk beasiswa.
"Dari setiap dusun atau RT di desa dibuat seleksi untuk mendapatkan beasiswa lalu masukkan ke ikatan dinas khusus desa," saran dia.
Kemendes PDTT bisa lebih aktif bekerjasama dengan pihak terkait. Salah satunya perguruan tinggi ternama untuk mewujudkan usulan tersebut.
"Buat ikatan dinas khusus orang desa, kalau lulus jangan kerja ke tempat lain tapi kembali ke desa kelola desanya," jelas Budiman.
Dalam kesempatan yang sama, Mendes PDTT, Eko Putro Sandjojo siap mendorong warga desa untuk lebih aktif. Untuk merealisasikan beragam usulan dan kendala yang dihadapi, kata Mendes Eko, perlu ada dialog lanjutan khusus yang melibatkan semua pihak.
"Tujuannya untuk menginformasikan secara langsung peran desa dan masyarakat juga perlu tahu mana desa yang gagal dan mana yang berhasil supaya yang berhasil bisa ditiru oleh desa lainnya," katanya.
Untuk saat ini pihaknya memang masih fokus membangun desa secara fisik. Karena selama ini infrastruktur dianggap kebutuhan paling penting. Bahkan saking fokusnya garap infrastruktur Kemendes PDTT sudah mendapatkan penghargaan dari museum rekor Indonesia (MURI).
"Kita tiga minggu yang lalu dapat rekor MURI untuk meningkatkan kualitas hidup masyakarat desa," tutur dia.
Dia juga menambahkan bahwa untuk pengawasan dana desa sekarang ini jauh lebih bagus. "Serapan makin bagus tahun 2015 hanya 82 persen tapi tahun lalu hampir 99 persen," terangnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: