BPJS Tenaga Kerja Kini Gandeng KPK

Kelola Dana Rp 320 Triliun

Jumat, 23 Februari 2018, 09:37 WIB
BPJS Tenaga Kerja Kini Gandeng KPK
Foto/Net
rmol news logo Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menggandeng Komisi Pemberantasan Ko­rupsi (KPK) untuk melaku­kan tata kelola keuangan yang lebih baik. Salah sa­tunya melakukan efisiensi di bidang investasi.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Su­santo mengatakan, saat ini pihaknya mengelola dana jumbo yang mencapai Rp 320 triliun. Dana tersebut berasal dari sekitar 45 juta peserta terdaftar di mana 26 juta di antaranya merupakan peserta aktif.

Melihat hal itu, pihaknya membutuhkan pengawalan serius agar bisa mengelola dana tersebut dengan ber­sih, akuntabel, dan kredibel. Karena itu, pihaknya meng­gandeng KPK supaya bisa berkerja dengan tenang dan sesuai dengan ketentuan yang ada.

"Jadi tidak ada keragu-raguan bagi direksi un­tuk melaksanakan tugas di BPJS Ketenagakerjaan," ujar Agus di Jakarta, ke­marin.

Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan menga­takan, berdasarkan laporan dari direksi BPJS, sejumlah pihak merasa terganggu dengan upaya efisiensi yang dilakukan manajemen da­lam hal investasi. Padahal, efisiensi yang diperoleh dari hasil konsultasi dengan lembaga sekuritas maupun manajer investasi terse­but bisa menghemat biaya transaksi hingga Rp 300 miliar.

"Tidak semua orang ba­hagia dengan keputusan ini. Kita, tentu saja bahagia karena akan semakin besar ke­untungan atau surplus BPJS Ketenagakerjaan tetapi ban­yak pihak yang tidak ba­hagia," ujar Pahala.

KPK, kata dia, sedang mencari tahu pihak mana saja yang tidak bahagia dengan keputusan efisiensi tersebut. Selain itu, KPK juga akan menyusun lang­kah bagi manajemen dalam menghadapi gangguan atau intervensi dari berbagai pihak, baik dari internal maupun eksternal.

Koordinator Advokasi BPJS Watch Timboel Sire­gar menduga, ada pihak baik eksternal dan internal yang tidak bahagia atas ke­berhasilan BPJS melakukan efisiensi. Padahal, direksi sudah berhasil menurunkan fee investasi terutama di sektor sekuritas dari 0,20 persen ke 0,12.

"Dugaan saya ada orang dalam (BPJS) yang sering bermain dengan pihak seku­ritas. Kan akhirnya mereka kesal. Ini direksinya bagus berani melawan akhirnya bisa efisien dalam pengelo­laan investasi," katanya.

Karena itu, Timboel me­minta, agar KPK berani menyelidiki hal tersebut agar kinerja BPJS Ketenagakerjaan tetap optimal. "Ada oknum yang kami curigai bermain dengan pihak seku­ritas. Karena, ada yang tidak sesuai dengan aturan dalam bekerja," jelasnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA