Pemerintah juga telah sepakat melakukan penghentian proyek daÂlam waktu sementara. Penghentian tersebut bakal dimanfaatkan untuk mengevaluasi seluruh proyek elevated seperti LRT (
Light Rail Transit), maupun tol-tol elevated. Tim yang diklaim independen ini dikomandoi oleh AKI (Asosiasi Kontraktor Indonesia).
Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk sekaligus Ketua AKI, Budi Harto mengungkapkan, beberapa poin yang akan dievaluasi nantiÂnya adalah metode kerja dan sistem pelaksanaannya. Dia menÂjelaskan, tim tersebut terdiri dari kontraktor, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan swasta.
"Kami akan persiapkan beÂberapa orang nanti mereka antara lima sampai tujuh orang akan mengawasi dan memberikan rekoÂmendasi pemerintah, proyek mana yang aman untuk diteruskan," tutur Budi di Jakarta, kemarin.
Dijelaskan, tim independen ini nantinya fokus pada proyek-proyek elevated seperti LRT, maupun tol-tol elevated. Terkait LRT, Budi mengatakan, proses evaluasi tersebut tidak akan terlalu mengganggu LRT yang dipersiapkan untuk mendukung Asian Games 2018 karena proses evaluasi tidak akan berlangsung sampai berbulan-bulan.
Penghentian sementara atau disebut moratorium ini diperÂkirakan akan memakan waktu sekitar satu hingga tiga minggu. "Tim ini perlu sekali dibenÂtuk karena untuk menentukan proyek kerja ini perlu dilihat sudah memenuhi syarat atau belum," terang Budi.
Ia optimistis, proses evaluasi yang dilakukan juga tidak akan mengganggu target-target yang sudah ditetapkan karena meski pengerjaan bagian atas berhenti, penggarapan bagian bawah masih tetap berjalan.
Evaluasi pemerintah terhadap semua proyek elevated setelah sejumlah kecelakaan yang terÂjadi salah satunya di Tol Bekasi, Cawang Kampung Melayu (BeÂcak Kayu). Dalam waktu dekat, Budi bilang, pihaknya juga akan mencari konsultan internasional.
AKI sebagai konsultan inÂdependen dalam evaluasi ini memerlukan bantuan negara asÂing untuk menyelidiki berbagai proyek infrastruktur. "Nanti bisa datang dari Jepang, ada Korea juga Eropa," sebutnya.
Dia menegaskan lagi, tim ini akan menyerahkan seluruh hasil evaluasi kepada pemerinÂtah dalam bentuk rekomendasi. "Semuanya nanti akan memÂberikan guidance apa yang harus dilakukan. Mereka evaluasi prosedur dan metode kerja yang dilaksanakan terkait kualitas dan keselamatan kerja," tegasnya.
Terkait pemberhentian proyek sementara Direktur Utama PT MRT Jakarta Wiliam P Sabandar mengaku akan mengikuti arahan pemerintah. Dia menilai hal ini adalah langkah terbaik untuk peningkatan pengawasan dan pengendalian terhadap keselaÂmatan dan kesehatan kerja (K3) serta mempertahankan kualitas pekerjaan sesuai standar mutu yang baik.
"Proyek MRT nanti akan berjalan terus dijalankan dengan kewaspadaan akan keselamatan dan kesehatan kerja yang besar," katanya.
Dia bersyukur lantaran untuk pembangunan tiang atau yang urgent sudah dilakukan. "KebetÂulan pekerjaan utama elevated yaitu pekerjaan tiang dan gelagar sudah selesai semuanya," tutur William.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Arie Setiadi Moerwanto menÂjelaskan, pemerintah memang perlu melakukan penghentian sementara untuk pekerjaan-pekerjaan di ketinggian yang memiliki daya angkut tinggi.
"Perlu dihentikan sementara untuk evaluasi, proyek-proyek sudah diputuskan nantinya akan dievaluasi oleh tim independen yang dipimpin oleh AKI," kaÂtanya. ***