Direktur Utama INKA Budi Noviantoro mengatakan, Sri Lanka berencana membeli 200 kereta dari INKA. Apalagi, dengan adanya kunjungan Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu lalu, diharapkan dapat mendorong kerja sama pemesanan kereta tersebut. "Kira-kira 200 kereta, gerbong Rp 800 miliar kiÂra-kira," tutur Budi, di Jakarta.
Hanya saja, Sri Lanka diketahui masih mengalami kendala soal pembiayaan. "Jadi mereka teknis oke, cuma nggak punya uang. Kita yang bawa Bank Exim ke sana pakai buyer kredit. Tinggal ada deal saja mereka. Kemarin sudah deal, cuma bagaimana kita itu nanti bayarnya," terangnya.
Selain mengincar pasar ekspor ke Sri Lanka, perseroan juga berencana masuk ke Thailand. Ia mengakui, saat ini tengah masuk ke tahap proses lelang. "ThaiÂland juga mau lelang, lokomotif 150," katanya.
Tidak cukup sampai di situ, pihaknya terus melebarkan sayap bisnisnya hingga ke Afrika, yakni ke Zambia untuk pemÂbuatan sebanyak 30 unit lokoÂmotif. "Di Zambia ini ada 30 lokomotif. Kita lagi nego dengan Bombardier," katanya.
Ia menambahkan, rencana ekÂspansi lainnya yakni bakal kemÂbali menjual kereta ke Filipina. Sebab, sebelumnya, perseroan telah meneken kontrak untuk dua trainset. "Yang sudah konÂtrak Filipina, yang sedang proses tender Filipina juga, sama Sri Lanka," imbuhnya.
Senior Manager Humas INKA, M Choliq mengatakan, dengan banyaknya pemesanan kereta baik dari pasar domestik maupun pasar ekspor, pihaknya menargetkan penjualan tahun ini naik 27 persen dibanding capaÂian pendapatan di Tahun 2017 yang sebesar Rp 2,6 triliun.
"Di tahun 2018 ini kami targetÂkan sales sekitar Rp 3,3 triliun," katanya melalui pesan singkat kepada
Rakyat Merdeka.Ia menerangkan, target terseÂbut berkat adanya proyek pengadaan 31 rangkaian kereta api LRT Jabodebek (Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi) dengan nilai dikisaran Rp 4 triliun.
Hal ini juga berkat adanya pesanan ekspor INKA yang terus meluas. Salah satunya, dengan diperolehnya kontrak pembelian Kereta Rel Diesel (KRD) dengan Philippine National Railways (PNR). Kontrak itu senilai 485 juta peso atau Rp 127,3 miliar.
Pesan 60 GerbongSebelumnya, Presiden RI Jokowi memang melakukan kunjungan kenegaraan ke Colombo, Sri LanÂka. Dalam kunjungan tersebut, disepakati bahwa Sri Lanka kembali memesan sebanyak 60 gerbong kereta api buatan Indonesia yang akan dikerjakan PT INKA.
"Tim teknis akan membahas pengadaan gerbong kereta tersebut sehingga dapat terwujud," ujarnya, dikutip dari keterangan Biro Pers Istana Presiden, Kamis (25/1).
Jokowi menjelaskan, IndoneÂsia memang memiliki keingiÂnan untuk berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur di Sri Lanka. Hal lain yang sudah dijajaki yakni termasuk pemÂbangunan jalan layang yang menghubungkan jembatan New Kelani Bridge-Rajagiriya.
Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe menÂdukung keinginan Indonesia melalui rencana pelaksanaan mekanisme
Public Private PartÂnership (PPP) mengingat terÂbatasnya anggaran negara itu.
Selain itu, ada juga rencana kerja sama di bidang maritim yang akan dilaksanakan dalam kerangka kesepakatan negara-negara yang tergabung dalam IORA (
Indian Ocean Rim Association).
Dalam kunjungan ke Srilanka, turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dan Ibu Iriana, Menteri Koordinator bidang PerekonomiÂan Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, KoordiÂnator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, Duta Besar Indonesia untuk Sri Lanka I Gusti Ngurah Ardiyasa, Kepala BNN Komjen Budi Waseso dan Kepala BNPP (Basarnas) Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi. ***
BERITA TERKAIT: