"Kami telah meluncurkan program e-Smart IKM pada awal tahun 2017. Salah satu tujuannya adalah meningkatkan akses pasar melalui internet marketing," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangannya, Selasa (30/1).
Kemenperin telah melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama dengan beberapa marketplace lokal, seperti Tokopedia, Blibli, Shopee, Bukalapak dan Blanja.
Sepanjang 2017, tercatat lebih dari 1.730 pelaku usaha yang telah gabung dalam program e-Smart IKM dari 23 provinsi. Pada 2019, ditargetkan akan mencapai 10 ribu pelaku IKM seluruh Indonesia.
"Dalam program ini juga mendorong para pelaku IKM agar melakukan terobosan inovasi, dengan memperbaiki produk, pengembangan desain, serta mengikuti pendidikan dan pelatihan," jelas Airlangga.
Untuk optimalisasi kegiatan penelitian dan pengembangan pada sistem dan teknologi Industry 4.0, Kemenperin telah menjajaki kerja sama kolaborasi riset dengan Tsinghua University dari China dan Institute of Technical Education (ITE) dari Singapura.
Pemerintah Indonesia dan Swiss juga sepakat melakukan kerja sama di bidang pendidikan dan pelatihan vokasi, terutama terkait pengembangan sistem politeknik dan akademi komunitas. Kolaborasi yang dinamakan The Skills for Competitiveness (S4C) Project ini bertujuan untuk memberikan terobosan dalam upaya meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) sesuai kebutuhan dunia industri.
"Sebagai percontohan implementasi di era digital ekonomi sekarang ini, pemerintah Indonesia dan Swiss siap untuk berkolaborasi," ujar Airlangga.
"Pemerintah Swiss akan memberikan bantuan sebesar Rp 110 miliar dalam bentuk fisik dan pelatihan untuk empat sekolah vokasi Kementerian Perindustrian dan satu milik Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi," tambahnya.
[wah]
BERITA TERKAIT: