Bank BUMN Diharap Jadi Pelopor Aksi Konsolidasi

Daya Saing Dan Efisiensi Perbankan Otomatis Terkerek

Senin, 29 Januari 2018, 11:08 WIB
Bank BUMN Diharap Jadi Pelopor Aksi Konsolidasi
Foto/Net
rmol news logo Langkah investor asing yang tampak agresif mengakuisisi perusahaan di sektor keuangan, bakalan diikuti industri perbankan Tanah Air mulai tahun ini. Tiga bank pelat merah sudah membocorkan aksi korporasi mereka di Tahun Anjing Tanah.

 Peneliti Lembaga Penyelidi­kan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indo­nesia (FEB UI) Eugenia Mar­danugraha menilai, akuisisi dan konsolidasi memang pent­ing dilakukan perbankan demi efisiensi. Apalagi mengingat saat ini jumlah bank terlalu banyak di Indonesia.

"Secara umum, jumlah bank di Indonesia sebanyak 118 bank, terlalu banyak. Menurut saya, bank-bank perlu dikonsolidasi menjadi 60-70 bank saja, atau bahkan lebih sedikit," ucapnya kepada Rakyat Merdeka.

Dengan konsolidasi, imbuh Eugenia, maka modal suatu perbankan akan semakin kuat. Ini penting jika perbankan ingin menguasai pasar di Tanah Air. Keuntungan lainnya, profit shar­ing perbankan akan tetap berada di dalam negeri sendiri.

"Bank BUMN memang har­usnya menjadi pelopor bagaima­na melakukan konsolidasi guna menghadapi persaingan bukan kar­ena berhadapan dengan bank asing, tapi juga bagaimana perbankan dalam negeri ini kuat, untuk mem­bangun negeri," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, tiga bank pelat merah yang beren­cana mengakuisisi sejumlah bank kecil tersebut adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang berkoar-koar hendak mengakusisi bank kecil.

BRI sendiri, diketahui telah menyediakan dana Rp 9 triliun untuk ekspansi anorganik pada tahun ini.

"Kami menyiapkan dana ini untuk akuisisi, jika ada perusa­haan bagus kami akan beli. Tapi belum bisa mendetailkan terkait perusahaan keuangan mana yang akan diincar," terang Direktur Keuangan dan Bisnis BRI Haru Koesmahargyo di Jakarta.

Dana tersebut selain akuisisi juga akan digunakan untuk me­nambah modal anak usaha, di antaranya untuk bisnis syariah dan BRI Agro. Selain itu, tahun ini bank akan menambah saham modal ventura dari saat ini 36 persen menjadi 65-75 persen. Untuk modal ventura ini sendiri nantinya akan digunakan BRI un­tuk ekspansi di sektor fintech.

BRI bakal mengakuisisi bank kecil lewat anak usahanya BRI Agro. Ini diungkapkan langsung Direktur Utama BRI Suprajarto. Ia mengaku, proses akuisisi tersebut tidak dilakukan secara langsung oleh BRI, melainkan melalui salah satu anak usaha, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk atau BRI Agro.

Untuk itu, bank berkode sa­ham BBRI ini masih melak­pukan kajian terkait performa bank tersebut, serta kemampuan BRI Agro mengakuisisi setelah melakukan penerbitan saham baru atau rights issue.

"BRI Agro akan mengakuisisi sekitar satu bank atau dua bank kecil," kata Suprajarto, yang juga enggan membocorkan nama bank kecil yang menjadi incaran BRI.

Sementara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk juga berencana memuluskan sejum­lah aksi korporasi pada tahun ini. Salah satu yang akan di­lakukan oleh perseroan adalah melakukan akuisisi terhadap bank berskala menengah.

Direktur Keuangan BNI Rico Budidarmo menyatakan, sejauh ini aksi korporasi yang telah dilakukan perseroan adalah den­gan menyuntikkan permodalan kepada anak usaha, yakni BNI Syariah. Modal yang telah diin­jeksikan sebesar Rp 1 triliun.

"Kami akan terus lihat anak usaha, khususnya perbankan, asuransi, dan modal ventura. Kami juga menyiapkan dana sebesar Rp 3 triliun untuk akui­sisi. Dana tersebut, juga akan di­gunakan untuk penyertaan modal kepada anak usaha," terangnya.

Direktur Utama BNI Achmad Baiquni menambahkan, pihaknya belum tahu targetnya aksi mana yang lebih dulu direalisasi. "Ta­hun kemarin kami siapkan juga Rp 3 triliun tidak terpakai se­mua, hanya Rp 1,3 triliun yang terpakai," tutur Baiquni.

Baiquni menjelaskan, akuisisi terhadap bank dilakukan untuk memperkuat bisnis inti BNI. Selain itu, BNI juga akan melihat harga yang harus dibayar untuk akuisisi tersebut. "Kalau ingin akuisisi, kami lihat besarnya aset, apakah bisnisnya melengkapi core business kami dan bagaima­na harganya," terang Baiquni.

Tak mau ketinggalan, BTN juga sedang memproses dan membahas akuisisi saham Da­nareksa Finance. Perseroan ber­harap, tahun ini rencana pemben­tukan anak usaha tersebut bisa berjalan sesuai dengan rencana.

Direktur Risk Strategic and Compliance BTN Mahelan Prabantarikso menuturkan, se­lain menegosiasikan akuisisi Danareksa Finance, BTN juga membidik akuisisi anak peru­sahaan Danareksa lain, yakni Danareksa Investment Manage­ment. BTN juga menargetkan bisa menyelesaikan akuisisi Danareka Investment Manage­ment pada tahun ini.

Hingga kini, BTN pun belum bersedia merinci kebutuhan dana untuk akuisisi dua anak usaha Danareksa ini. Sebagai gambaran, tahun ini emiten bank berkode saham BBTN tersebut menganggarkan dana senilai Rp 700 miliar guna mendukung pertumbuhan anorganik. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA