Hasil pantauan BI, bulan ini sampai minggu kedua, inflasi berada di kisaran 0,42 persen. "Ini masih sesuai dengan yang kita targetkan, inflasi pada 2017 secara keseluruhan di kisaran 3 sampai 3,5 persen," ungÂkap Gubernur BIAgus Martowardojo di Gedung BI, Jakarta, kemarin.
Agus mengungkapkan, inflasi Desember didorong ada kenaikan harga pangan seperti beras, daging ayam dan telur ayam. Hal ini terjadi, menuÂrutnya, tidak lepas dari siklus tahunan menjelang Natal dan Tahun Baru. Tetapi, Agus yakin, koordinasi pemerintah dengan pihak terkait kenaikan akan terkendali.
Penjelasan Agus sejalan dengan kondisi di lapangan. Dikutip dari berbagai sumber berita, harga pangan di berbagai daerah di Tanah Air merangkak naik. Misalnya, di sejumlah pasar tradisional Jakarta, harga daging dan telur naik hingga 2.000 rupiah per kilogram (kg). Untuk komoditas sayur mayur naik hingga Rp 5.000 per kg. Dan, harga ikan mengalami kenaikan hingga 10.000 per kg.
Kemudian di Kabupaten Bekasi, harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan berkisar Rp 1.000 hingga Rp 3.000 per kg.
"Biasanya memang di penghujung tahun kayak gini ada kenaikan tapi enggak banyak, kenaikan karena stok berkurang akibat cuaca buruk atau gagal panen," ungkap Staf Unit PelakÂsanaan Teknis Daerah (UPTD) Pasar Induk Cibitung, AbdurÂrahman seperti dikutip
gobekasi. co.id, kemarin.
Abdurrahman menyebutkan harga komoditas bawang merah paling cepat berubah, mengaÂlami naik turun.
Selain di Jabotabek, harga pangan di berbagai daerah juga alami kenaikan.
Misalnya, Cigosong dan CiÂmahi, Jawa Barat. Di Cigosong, kenaikan harga pangan cukup tinggi, mencapai 50 persen dari sebelumnya. Misalnya, cabe merah dari semula Rp 30.000 per kg naik menjadi Rp 40.000 per kg, cabe rawit dari Rp 15.000 per kg menjadi Rp 25.000, telur ayam semula Rp 20.000 menÂjadi Rp 30.000 per kg. Untuk di Cimahi, Satgas Pangan setemÂpat sudah melakukan inspeksi mendadak di sejumlah pasar tradisional untuk menindaklanÂjuti laporan merangkaknya harga pangan.
Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Abdullah Mansuri membenarkan terÂjadi kenaikan beberapa harga pangan. Namun, menurutnya, kenaikannya tidak signifikan.
"Ada kenaikan tetapi kecil, namun ada potensi untuk naik," ungkap Mansuri.
Dia memastikan, kenaikan bahan pangan yang terjadi saat ini tidak ada kaitannya dengan permintaan masyarakat. KeÂnaikan harga disebabkan faktor lain. Karena, menurutnya, perÂmintaan dari masyarakat masih normal-normal saja.
Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (APPI) NgaÂdiran juga memastikan kenaikan bukan disebabkan karena ada lonjakan permintaan. Namun, disebabkan terganggunya jalur distribusi akibat hujan.
"Kenaikan harga terjadi pada sayur mayur, beras juga naik. Itu karena hujannya merata di mana-mana, distribusi terganggu," ungkap Ngadiran.
Ngadiran berharap, pemerinÂtah melibatkan pedagang pasar dalam melakukan distribusi barang. Menurutnya, pedaÂgang pasar memiliki posisis tartegis untuk memastikan koÂmoditas bisa cepat sampai ke pengecer.
Sebelumnya, Menteri PertaÂnian (Mentan) Amran Sulaiman memastikan stok pangan menÂcukupi untuk kebutuhan Natal dan Tahun Baru. Menurutnya, pihaknya sudah melakukan antisipasi dari jauh-jauh hari menghadapi masa panceklik. Namun, dia mengakui, untuk menjaga stabilitas harga, peÂmerintah memiliki tantangan dari sektor distribusi. ***
BERITA TERKAIT: