Menurutnya, bukan hanya partai politik saja yang memiliki kepentingan agar buruh tetap terpecah belah. Namun, mulai dari pemerintahan di eksekutif, lembaga-lembaga pengusaha, para aktivis yang disusupi, aparat penegak hukum bahkan tokoh-tokoh dan lembaga-lembaga keagamaan dipecah belah agar buruh tidak bisa bersatu.
"Sampai sekarang, kekuatan buruh dipecah-pecah. Sehingga hanya mampu bergerak secara parsial. Buruh lebih banyak dimanfaatkan untuk mendulang suara dalam proses-proses pemilihan politik seperti di Pilkada, Pilgub bakan Pilpres dan Pileg, setelah si calon terpilih ya buruh ditinggalkan begitu saja. Masih selalu begitu saja hingga kini,†tutur Nining di Jakarta, Selasa (21/11).
Nining mengajak semua elemen masyarakat untuk memperkuat barisan buruh, dengan mengedepankan kesolidan dan juga perjuangan yang menyeluruh, tanpa harus tergantung pada kepentingan segelitir elit politik yang hanya ingin meraup suara buruh dalam pertarungan politik.
"Substansi perjuangan buruh itulah yang harus dilakukan. Buruh harus solid dan harus bersama-sama dengan masyarakat untuk memperjuangkan berbagai persoalan perburuhan dan persoalan masyarakat agar bisa diperjuangkan. Ingat, keadilan bahkan upah layak itu pun bukan diberikan secara Cuma-Cuma oleh para kaum elit politik, itu harus kita perjuangkan kok,†tandasnya.
[sam]
BERITA TERKAIT: