Padahal, sebelumnya Garuda pernah membuka rute tersebut via Singapura, namun sepi penumpang. Selain itu, berdasarÂkan penilaian Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I-2017 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), rute internasional ini dinilai merugikan.
Vice President Corporate Communication Garuda IndoÂnesia Ikhsan Rosan memastikan, dengan penerbangan langsung Jakarta-London akan membuat Garuda lebih kompetitif di penerbangan Internasional.
"Ini trayek yang sudah kita restrukturisasi dari rute sebelumnya yang melalui Singapura. Karena terkoneksi dengan AusÂtralia, penerbangan yang kita sebut Kangaroo Route ini sangat bagus okupansinya dibanding via Singapura, karena sangat ceÂpat, hanya 15 jam untuk Jakarta-London," kata Ikhsan kepada Rakyat Merdeka.
Ia juga memastikan, waktu tunggu penumpang Australia di Jakarta sebelum ke London sangat singkat, kurang dari dua jam. Dengan begitu, penumpang dari Australia merasa lebih nyaman.
Selain Melbourne, Garuda akan membuka rute lainnya dari Negeri Kanguru menuju Jakarta dan lanjut ke London.
"Rute lainnya di Australia akan kita buka tahun depan. Dengan terkoneksi ini, maka pasar Jakarta-London akan lebih besar. Menurut data imigrasi, orang Australia ke London itu mencapai 700 ribu per tahun, ini sangat potensial," jelasnya.
Terkait persaingan dengan maskapai lain yang terbang di rute tersebut, Garuda optimistis mampu bersaing. "Kami meruÂpakan maskapai bintang lima, nggak kalah dengan maskapai lainnya," promosi Ikhsan.
Jangan Ambil RisikoPengamat penerbangan Arista Atmadjati mengatakan, dibuÂkanya rute tersebut terlalu diÂpaksakan. Selain itu, Garuda harus kerja ekstra keras untuk bisa untung di rute penerbangan Jakarta-London. Pasalnya, dari berbagai aspek Garuda sudah tertinggal dengan kompetitor.
"Dari segi bahan bakar, peÂsaingnya yang rata-rata maskapai besar seperti Singapore Airlines, Qatar Airways, British Airways bisa dapat avtur lebih murah di negara masing-masing. Garuda di Soekarno Hatta avturnya lebih mahal. Padahal, bahan bakar menggerus 40 persen dari komÂponen penerbangan," kata Arista kepada
Rakyat Merdeka.Belum lagi, jenis pesawat yang digunakan juga lebih cangÂgih dibanding Boeing 777 yang digunakan Garuda untuk rute tersebut.
"Sebaiknya manajemen GaruÂda jangan ambil risiko. Tapi, karena Garuda itu BUMN, mungÂkin ada intervensi agar membuka penerbangan di rute tersebut. Padahal mereka juga tahu, rute itu tidak akan bisa untung," kata Arista.
Seperti diketahui, Direktur Utama Garuda Pahala Nugraha Mansury mengatakan, dioperasiÂkannya kembali rute Jakarta-London adalah bagian dari upaya merestrukturisasi jalur tersebut.
"Ini juga untuk mendorong Jakarta sebagai hub perjalanan internasional, dan untuk meningkatkan layanan terhadap penumpang dari Inggris yang ingin terbang ke kawasan Asia Pasifik, termasuk Australia," tegas Pahala. ***
BERITA TERKAIT: