Vice President Authorization Coordination, Communication, and External Affairs Total E&P InÂdonesie Agus Suprijanto mengaÂtakan, perusahaan tunduk dengan keputusan yang diambil pemerÂintah Indonesia. Apalagi, saham Total E&P di Blok Mahakam sudah tidak lagi mayoritas.
"Pembagian saham kan sudah 51 persen Pertamina, 10 persen pemerinÂtah daerah. Sedangkan kami cuma 39 persen. Jadi kami percaya Pertamina," ujarnya di sela-sela acara Pelatihan dan Temu Wartawan di Balikpapan, Kalimantan Timur, kemarin.
Untuk diketahui, pemerintah telah menunjuk Pertamina unÂtuk mengelola Blok Mahakam setelah kontrak berakhir 31 Desember 2017. Blok ini sebelÂumnya dikelola oleh Total E&P Indonesie berkolaborasi dengan Inpex Corporation.
Agus mengatakan, proses pengambilalihan Blok Mahakam juga berjalan lancar. "Karyawan kami juga semua sudah tenang. Jadi saya berharap proses ini tidak mengganggu produksi Blok Mahakam," ungkapnya.
Saat ini, ada enam lapangan produksi di Blok Mahakam. Total produksi enam lapangan itu menÂcapai sekitar 300 ribu
barrel oil equivalent per day (boepd).
Sepanjang tahun ini, Total telah menyelesaikan pengeboran di tujuh sumur. Sementara untuk pengeboran sumur dari investasi Pertamina, hingga awal NovemÂber sudah dilakukan sebanyak delapan sumur.
Pertamina sendiri sudah meÂnargetkan pengeboran sebanyak 14 sumur di Blok Mahakam. Apabila direalisasikan seluruhÂnya, hingga akhir tahun ini akan ada 21 sumur produksi yang berada di Blok Mahakam.
Agus menambahkan, Total juga tidak menutup kemungkiÂnan untuk kembali menjadi opÂerator Blok Mahakam. "Tapi saat ini kami masih mendiskusikan keputusan yang akan diambil. Kalau dikasih lagi jadi operator bisa saja kami ambil," ujarnya.
Saat ini, perusahaan tengah menghitung kembali nilai keekoÂnomian Blok Mahakam. "Kami masih menghitung lagi investasi di Blok Mahakam. MenguntungÂkan aturan tidak. Jadi jangan sampai terus merugi," katanya.
Total juga tengah mempertimÂbangkan untuk mengembalikan Blok Telen di Kalimantan Timur. Alasannya, prospek blok eksplorÂasi tersebut belum memuaskan.
Sebelumnya, Menteri EnÂergi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatÂakan, alih kelola Blok Mahakam menjadi pertaruhan perusahaan nasional dalam menjalankan bisnis hulu migas.
"Blok Mahakam jadi pertaruÂhan besar Pertamina, kalau alih kelola ini membuat produksi turun drastis, maka reputasi PerÂtamina dan reputasi dunia hulu migas kita akan kurang positif," tegas Jonan. ***
BERITA TERKAIT: