Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mengataÂkan, akan memanfaatkan moda transportasi kereta api untuk menekan ongkos logistik. Cara ini dinilai juga akan menekan kemacetan di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
"Sekarang yang kita pikirkan adalah cara bagaimana pergeraÂkan barang bisa lebih efisien," kata Bambang usai rapat di kanÂtornya di Jakarta, kemarin.
Supaya rencana tersebut bisa berjalan maksimal, pemerintah sedang menyiapkan sarana dan prasarana. Salah satunya dengan membangun tempat pemberhenÂtian truk untuk memindahkan barang ke kereta (hub truk).
"Untuk percontohan kami banÂgun dulu di kawasan industri di staÂsiun sekitar Karawang," katanya.
Ditanya apakah akan mengguÂnakan kereta khusus? Menurut Bambang, kereta barang tidak akan jalan sendiri, tapi dicamÂpur dengan kereta penumpang. Namun, desain dari kereta api akan dibuat rapih dengan posisi penumpang di bagian atas dan barang berada di ruang terpisag, di bagasi bawah.
Dia optimis, terobosan ini akan sukses mengurangi mahalnya biaÂya logistik. Perusahaan yang ingin mengirim barang juga menjadi lebih cepat sampai. "Nanti pergÂerakan barang juga bisa dibantu oleh shifting dari truk ke kereta agar lebih murah," katanya.
Menurut Bambang, jumlah kendaraan logistik yang beÂredar di jalan raya jumlahnya makin besar. Dari data yang ada, lebih dari 90 persen perusahaan mengandalkan truk besar untuk jasa pengiriman barang atau produknya.
"Padahal, di beberapa negara pergerakan menggunakan kereta api bukan dengan truk kalau disini sampai 98 persen mengÂgunakan truk," katanya.
Bambang mengatakan, upaya ini belum menjadi suatu keÂwajiban, tapi baru himbauan. Jika upaya ini sukses dan diÂterima oleh banyak perusahaan, dampaknya tidak hanya akan dirasakan oleh stakeholder tapi masyarakat luas.
"Ini suatu keharusan bukan diwajibkan. Targetnya ada peÂrubahan pergerakan angkutan loÂgistik dengan kereta api supaya bisa menekan angka kemacetan juga," imbuhnya.
Selain itu, dia menegaskan, upaya ini bukan untuk membuat kompetisi antara truk dengan kereta. Terobosan ini justru akan menciptakan sinergi antara kereta api dengan truk. Pemerintah hanya menyediakan alternatif, seÂlanjutnya pengusaha dan pebisnis yang memilih mau naik apa.
"Kalau masih ada truk jarak jauh perlu kita atur. AlternatifÂnya diangkut dengan kereta api," tegasnya.
Wakil Ketua Umum AsoÂsiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Kyatmaja Lookman mengatakan, upaya ini seharusÂnya sudah dipikirkan sejak lama. Meski demikian, dia malah khawatir rencana ini justru meÂnambah ongkos. "Kalau pakai kereta api bisa lebih mahal dari truk," kata Kyatmaja.
Menurut dia, pengalihan angkuÂtan barang dari truk ke kereta api tidak akan mudah. Sebab, perusaÂhaan masih senang menggunakan truk untuk membawa barangnya.
Dia mengungkapkan, saat ini pengiriman barang melaÂlui jalur darat di Pulau Jawa sebanyak 98 persennya mengÂgunakan truk. Sementara yang menggunakan kereta api hanya 2 persen saja.
Begitu juga dengan area inÂdusri yang tak berhubungan langsung dengan jalan tol. "Area industri ini semua terkoneksi dengan jalan tol sehingga menÂjadi truk sentris," pungkas dia.
Kyatmaja mengakui, pengÂgunaan truk untuk angkutan logistik akan semakin mahal jika jaraknya semakin jauh. KarÂena itu, pemerintah diminta bisa memberikan solusi yang tepat, baik untuk angkutan logistik maupun industri agar pengiriman logistik jadi lebih efisien. ***
BERITA TERKAIT: