Begitu dipaparkan anggota DPRD Jateng dari Fraksi PDI Perjuangan, Dede Indra Permana Sudiro dalam keterangannya, Rabu (20/9).
Ia menilai tingginya angka pengangguran di wilayah tersebut akibat ketersediaan lapangan pekerjaan yang terbatas serta minimnya bantuan akses pembiayaan untuk modal usaha. Padahal, jelas dia, banyak generasi muda yang ingin membuka usaha namun terbentur masalah permodalan dan proses birokrasi yang berbelit.
"Bila dilihat dari data, rata-rata pengangguran ini adalah lulusan SMK bahkan perguruan tinggi. Jadi, masalah utama bukan pada pendidikan melainkan lapangan kerja yang terbatas serta minimnya akses bantuan permodalan usaha," imbuh Dede.
Oleh sebab itu, Dede yang maju pencalonan wakil Gubernur Jateng menyatakan ingin mencanangkan program pemberdayaan ekonomi sebagai solusi pengentasan pengangguran.
"Ke depannya kami akan menjalin kerjasama dengan perbankan maupun non perbankan untuk memberikan program bantuan permodalan usaha bagi para pemuda agar tumbuh mandiri dan pada gilirannya bisa membuka lapangan kerja serta menyerap banyak SDM," papar mantan Ketua Umum HIPMI Jateng ini.
Selain memberikan bantuan permodalan, Dede menyatakan pihaknya juga ingin menggencarkan program ketrampilan kerja. Hal ini dimaksudkan untuk mengasah bakat dan skill generasi muda agar lebih kreatif dan matang untuk terjun ke dalam dunia kerja maupun usaha.
Sebagai informasi, Disnakertrans dan kependudukan Provinsi Jawa Tengah melaporkan setiap tahun angka pengangguran di Jateng berada di kisaran 900 ribu jiwa hingga 1,2 juta. Jumlah itu merupakan data dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah.
[wid]
BERITA TERKAIT: