24 BUMN Masih Rugi, 3 Perusahaan Sembuh

Kinerja Semester I

Rabu, 30 Agustus 2017, 08:20 WIB
24 BUMN Masih Rugi, 3 Perusahaan Sembuh
Foto/Net
rmol news logo Kementerian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) melaporkan kinerja 118 BUMNpada semester 1-2017 lebih baik jika dibandingkan dengan peri­ode yang sama tahun lalu.

Salah satu indikator yang menjadi kinerja lebih baik tersebut mengacu pada jumlah BUMN yang meru­gi. Pada semester I, jumlah BUMN yang merugi turun menjadi 24 BUMN.

"Jadi BUMN yang rugi itu semester 1-2017, turun menjadi 24 BUMN, periode yang sama tahun lalu itu ada 27 BUMN, jadi turun 3 BUMN," tegas Sekretaris Kementerian BUMN Imam APutro di Kementerian BUMN, kemarin.

Deputi Bidang Restruk­turisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius K Ro menam­bahkan, tiga BUMN yang berhasil 'sembuh' terse­but adalah PT Djakarta Lloyd (Persero), PT Nin­dya Karya (Persero) dan PT Varuna Tirta Prakasya (Persero).

Dijelaskan Aloy, masing-masing BUMN itu bisa bangkit karena kemampuan perusahaan dalam pengembangan usaha dan penambahan modal.

Untuk Djakarta Lloyd, berhasil mencatatkan ke­untungan berkat sinergi dengan PT PLN (Persero) dalam pengangkutan batu bara. "Nindya Karya selain direksinya yang survive. Dia juga berhasil melaku­kan efisiensi, tandingan­nya saja perusahaan-pe­rusahaan gajah, sekarang proyeknya dimana-mana," tegas Aloy.

Sedangkan Varuna Tirta, yang memiliki bisnis di bidang pengiriman kargo, kebangkitannya berhasil melakukan sinergi dengan beberapa BUMN.

Menurutnya, cara menghidupkan bisnis perusa­haan-perusahaan terse­but salah satunya melalui sinergi dengan BUMN lainnya. Selain itu, dilaku­kan efisiensi seperti tenaga kerja inti yang jumlahnya sedikit sementara sisanya merupakan tenaga kerja outsourcing.

Ia mengakui, upaya menyehatkan perusahaan BUMN ini terus menjadi pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan. Sebab, masih ada 24 perusahaan pelat merah lainnya yang sepanjang semester per­tama tahun ini masih men­galami kerugian.

"Mayoritas rugi itu, 24 perusahaan lagi. Solusinya atau penanganannya ya SDM (sumber daya ma­nusia) diberesin dulu. Itu yang kita lakukan di Mer­pati (Airlines)," katanya.

Adapun, 24 BUMN lain­nya yakni PT Rajawali Nusantara Indonesia (Per­sero), Perum Bulog, PT Berdikari (Persero), PTIndofarma (Persero) Tbk, PT Energy Management Indonesia (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Pos Indo­nesia (Persero), Perum Produksi Film Nasional, PTAneka Tambang (Perse­ro) Tbk, PT PAL Indonesia (Persero).

Selain itu, PT Balai Pustaka (Persero), Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero), PT Krakatau Steel (Persero), PT Boma Bisma Indra (Persero), PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Per­sero), PT Amarta Karya (Persero), PT PDI Pulau Batam (Persero) dan Pe­rum DAMRI.

Ia menambahkan, BUMN lainnya yakni PT Garuda Indonesia (Per­sero), PT Danareksa (Per­sero), PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (Persero), PT Iglas (Per­sero) dan PT Istaka Karya (Persero). "Kita sedang tata semuanya. (Yang rugi ini) dilihat dari kinerja se­mester pertama kemarin," tandasnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA