Sudah Waktunya Industri Pesawat Terbang Bangkit

R80 Masuk Program Strategis Nasional

Kamis, 24 Agustus 2017, 08:51 WIB
Sudah Waktunya Industri Pesawat Terbang Bangkit
Foto/Net
rmol news logo Produsen pesawat terbang nasional, PT Regio Aviasi In­dustri menargetkan lima tahun ke depan, maskapai Indonesia banyak menggunakan pesawat buatan lokal. Pemerintah pun sudah memasukkan pesawat R80 sebagai proyek strategis nasional.

Presiden Direktur Regio Avi­asi Industri (RAI) Agung Nugroho mengatakan, industri yang meneliti, merancang, membuat, dan memelihara pesawat atau dikenal industri dirgantara di dalam negeri memang sempat vakum. Namun, dengan lahirnya pesawat R80 akan membangkit industri dirgantara nasional.

"Kita merasa perlu mengisi kebutuhan pesawat terbang den­gan produk buatan sendiri," kata Agung di Jakarta, kemarin.

Proyek yang sudah lama didengungkan oleh RAI ini, menurutnya, akan mudah tere­alisasikan lantaran masuk dalam Program Strategis Nasional. Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Proyek Strategis Na­sional. Lampiran Perpres terse­but mencantumkan 248 proyek yang masuk program Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, salah satunya adalah proyek pesawat R80.

"Masuknya produk R80 seba­gai program strategis nasional adalah bentuk dukungan pe­merintah kepada industri dalam negeri," ujar Agung.

Dia mengakui, selama ini industri pesawat sulit bangkit lantaran terkendala dua faktor utama, yaitu pendanaan dan sumber daya manusia (SDM). Negara yang industri pembua­tan pesawatnya maju selama ini banyak difasilitasi oleh pemer­intah dalam hal dana. Begitu juga dengan SDM berkualitas yang didapat melalui beragam seleksi. "Ini yang belum dimiliki oleh Indonesia, tapi setelah ada Perpres ini maka industri bisa lebih maju," ungkapnya.

Dalam pengerjaan pesawat R80, RAI bekerja sama dengan perusahaan BUMN PT Dir­gantara Indonesia (PTDI). R80 sendiri memiliki kapasitas 80-90 penumpang, untuk desain kokpit tak kalah saing dengan pesa­wat buatan Airbus. Pesawat ini memiliki dimensi panjang 32,3 meter dengan lebar sayap 30,5 meter dan tinggi 8,5 meter.

Tercatat sudah ada beberapa perusahaan maskapai nasional yang sudah melakukan peme­sanan pesawat R80 melalui Let­ter of Intent (LoI). Di antaranya NAM Air—anak perusahaan Sriwijaya Air—yang memesan 100 pesawat, Kalstar Avia­tion memesan 15 pesawat, dan Trigana Air Services memesan sebanyak 10 pesawat, dan Avia­star 5 pesawat.

Dalam pengembangannya, R80 membutuhkan dana cukup besar, yakni sekitar 1 miliar dolar AS atau Rp 20 triliun. Sedangkan jumlah dana yang dibutuhkan untuk membuat satu prototype R80 adalah sebesar Rp 200 miliar. Targetnya pada tahun 2022 pesawat ini akan melaku­kan terbang perdana.

Komisaris PT RAI Ilham Habibie mengatakan, terbitnya Perpres 58 dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk ikut berkontribusi dalam pembuatan pesawat R80. "Saya kira ini bukan saja dibiayai pemerintah, ke­mungkinan-kemungkinan sangat tepat kita begitu. Adanya dukun­gan tertulis sangat meyakinkan investor," kata Ilham. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA