Pemerintah Harus Terbuka dan Jujur Soal Pengelolaan BUMN

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 18 Januari 2017, 22:31 WIB
rmol news logo Indonesia harus memprioritaskan putra-putri terbaiknya untuk mengelola BUMN, bukan malah dikelola oleh orang asing.

Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (Sekjen DPP SBSI) Andi Paraga F Naja menegaskan, masih banyak putra-putri Indonesia yang memiliki kemampuan yang sama dengan kemampuan orang asing dalam mengelola perusahaan.
 
"Bagaimana mungkin BUMN kita rugi sedangkan semua sumber daya melimpah di negara ini. Semua bisa jadi keuntungan kok. Sebaiknya, pemerintah jujur dan membuka sedetail mungkin pengelolaan BUMN selama ini, saya yakin Indonesia tidak rugi,” tutur Andi kepada redaksi, Rabu malam (18/1).
 
Contoh konkritnya, lanjut dia, PT Pelindo yang mengaku rugi, padahal laut Indonesia sangat luas, armadanya juga banyak, orang-orang yang bekerja juga mumpuni.

"Aneh bukan? Takkan mungkin merugi. Hanya oknum pejabat korup di BUMN yang harus disikat dan dibersihkan. Mereka yang membuat rugi. Dan, di sinilah peran pemerintah membongkar dan membereskan hal ini,” ujar Andi.
 
Sederhana saja, lanjut dia, saat ini Indonesia membutuhkan orang-orang yang komitmen untuk memajukan kesejahteraan rakyat Indonesia, dengan serius bekerja dan tidak korup.
 
"Kita tidak butuh orang asing untuk mengelola BUMN Indonesia. Sebab, segala sesuatunya di BUMN sudah ada sistem dan mekanisme yang baik, hanya saja orang-orangnya harus komitmen dan menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan tulus bagi Indonesia. Saya aja bisa kelola BUMN begitu kok,” ujar Andi.
 
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan turut mengomentari terkait pekerja asing menjadi pimpinan BUMN. Menurutnya, sudah banyak orang asing yang memimpin perusahaan di Indonesia.
 
Luhut menegaskan, kehadiran orang asing bukan berarti nasionalisme terhadap Indonesia berkurang. Dia mencontohkan banyak negara-negara yang memperkerjaan orang asing dan ternyata sukses.
 
"Dubai, Bahrain mereka pakai bule, Emirates CEO-nya dari Inggris, Kita? Bagaimana, ya kalau terpaksa, kita pertimbangkan,” ujarnya dalam suatu kesempatan. [sam]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA