Stok daging yang dimakÂsud Enggar tersebut adalah untuk jenis daging sapi beku. Menurutnya, untuk memasÂtikan pasokan, Perum Bulog sudah menjalin kerja sama dengan Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI) daÂlam menyediakan stok daging sapi beku.
Enggar mengatakan, ketÂersediaan daging beku dapat menjadi alternatif bagus untuk masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangannya. Selain lebih higienis, harga daging beku berada di kisaran Rp 80 ribu per kilogram (kg), lebih rendah, dari daging beku sebeÂsar Rp 120 ribu per kg.
Dia menuturkan, daging beku tersebut berasal dari impor yakni daging kerbau asal India dan juga daging sapi dari Australia.
Wajib Serap Produk Lokal Enggar menegaskan peÂmerintah sangat mendukung pertanian dalam negeri. MenuÂrutnya, dalam beberapa waktu mendatang, pihaknya akan mewajibkan importir hortiÂkultura untuk menyerap hasil produk pertanian lokal.
"Saat ini pihaknya baru melakukan sosialisasi dan mengimbau importir hortikulÂtura untuk menyerap produk lokal. Namun kedepannya, pemerintah akan mewajibkan, akan menentukan persentase yang wajib mereka serap," ungkap Enggar.
Dia mengatakan, saat ini pihaknya bersama KementeÂrian Pertanian sedang mengÂkaji berapa persentase yang tepat. Di dalam menentukan besaran dan jenisnya, Enggar memastikan juga melibatkan importir.
Selain menyerap produk lokal, Enggar mengaku akan mendorong importir melakuÂkan ekspor. Pasalnya, para importir sebenarnya telah memiliki jaringan di luar negÂeri sehingga akan lebih mudah untuk melakukan penetrasi dengan pasar-pasar pertanian di luar negeri. Adapun negÂara yang potensial menyerap produk pertanian dari Indonesia adalah Afrika, India, PakiÂstan, Asia, serta China. ***
BERITA TERKAIT: