Kepala BKPM Franky Sibarani menyampaikan pihaknya sangat optimis realisasi investasi di sektor industri tekstil pada tahun 2016 akan tetap berkembang. Realisasi investasi perluasan Indorama akan dapat mendukung program Pemerintah untuk mengurangi jumlah pengangguran, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Kabupaten Purwakarta dan juga sekitarnya serta meningkatkan pendapatan devisa melalui peningkatan ekspor,†katanya dalam keterangan resmi hari ini, Rabu (10/2).
Menurut Franky, industri benang pintal ini yakni sebagai industri hulu industri tekstil masih memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan terutama di Provinsi Jawa Barat yang masih sangat kompetitif. "BKPM akan terus mengawal investasi industri tekstil yang merupakan industri prioritas yang sedang didorong pemerintah karena bersifat padat karya dan berorientasi ekspor,†jelasnya.
Dari data yang dirilis oleh BKPM, secara kumulatif berdasarkan data realisasi investasi Januari - Desember 2015, investasi tekstil dan produk tekstil di Indonesia sudah mencapai Rp 8,3 trilliun dengan total proyek mencapai 855 proyek, naik 35,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya, Realisasi investasi tersebut terdiri dari PMDN sebesar Rp 2,7 trilliun dengan jumlah proyek sebanyak 185 proyek dan PMA sebesar Rp 5,4 trilliun dengan jumlah proyek sebanyak 670 proyek.
Franky menjelaskan pemerintah menempatkan sektor padat karya, salah satunya sektor tekstil sebagai prioritas. Berbagai langkah telah dilakukan untuk mendorong investasi baru maupun existing di sektor padat karya. Salah satu langkah untuk mendorong investor existing tetap berkembang adalah dengan meluncurkan Desk Khusus Investasi Tekstil dan Sepatu (DKI-TS).
Pabrik Indorama yang diresmikan hari ini, merupakan pabrik ke-sembilan dengan kapasitas produksi mencapai 10.800 metrik ton per tahun. Produk yang akan dihasilkan dari pabrik tersebut adalah benang pintal dengan kebutuhan tenaga kerja 270 orang. Lokasi dari pabrik ke sembilan ini menempati lokasi tanah pabrik yang telah dibeli sejak 1997 seluas 50 hektare.
Indorama sendiri memiliki rencana investasi sebesar Rp 593,75 miliar dan sudah terealisasi sebesar Rp 583,8 miliar. Perusahaan menjual 65 persen produknya ke 80 negara yang terbesar dengan segmen menengah tinggi. Pada tahun 2014, Indorama mencatatkan penjualan ekspor mencapai US$ 427 juta.
[sam]