"Mafia beras boleh jadi ada, tapi melihat trend pergerakan harga yang sekarang, maka hal-hal yang seperti itu kemungkinannya kecil," kata pakar kedaulatan pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa di Hotel Borobudur, Jakarta, Sabtu (28/11).
Dwi pun membandingkan kondisi pola harga beras yang berlaku saat ini dengan masa Orde Baru. Ketika pemerintah kala itu mengumumkan akan impor beras, tak lama harga beras di pasaran turun drastis bahkan hingga di atas 10 persen.
"
Nah apa yang terjadi sekarang ini berbeda juga, tahun lalu harga beras melonjak cukup tinggi di bulan Oktober, setelah itu beras impor masuk di akhir bulan Oktober, harga langsung drop ke bawah," paparnya.
Padahal petani sudah melepas stok panen mereka yang biasanya terjadi di awal musim tanam.
"Tapi kita lihat harga tetap naik, dalam arti stok yang dilepaskan petani di awal musim tanam ini tidak begitu membantu stok beras nasional kita," pungkasnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: