Begitu dikatakan peneliti senior Indonesia Public Institute, Karyono Wibowo dalam diskusi ‎kebangsaan bertema 'Memperkuat Nilai Kebangsaan dalam Mengantisipasi Dampak Krisis' di Gedung Joeang 45 Menteng Jakarta Pusat, Selasa (22/9).‎
"Krisis selalu ada penumpang gelap baik dari kekuatan politik dalam negeri maupun kepentingan luar negeri/asing," sambungnya.
‎Parahnya, di tengah krisis yang menimpa kalangan bawah ini para wakil rakyat di Senayan malah mengusulkan kenaikan tunjangan.‎
"Mestinya para pengambil kebijakan ini mengutamakan kepentingan rakyat/umum. Ini jelas melukai hati rakyat jika mereka minta dinaikkan tunjangannya. Inilah mental negeri ini," jelasnya.
‎Lebih jauh, Karyono menilai kebijakan paket September pemerintahan Jokowi-JK belum maksimal mengatasi problem ekonomi yang dihadapi Indonesia. Faktanya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS makin naik.
‎"Sampai sekarang, khususnya untuk menekan dollar dan menguatkan mata uang rupiah juga belum mampu mengatasinya," beber dia.
‎Karenanya, Karyono menghimbau agar seluruh elemen masyarakat mengantisipasi dampak dari krisis ekonomi, mulai dari masalah PHK massal, gejolak kenaikan harga kebutuhan pokok, hingga kenaikan angka kriminalitas. Selain itu, kata dia, krisis ekonomi juga berdampak pada krisis sosial dan politik.
‎"Nah biasanya, krisis ekonomi itu akan berdampak pada krisis sosial dan politik. Seperti pada tahun 98, akhirnya berdampak pada krisis sosial politik di bawah rezim Soeharto yang membawa tumbangnya rezim," tandasnya.
[sam]‎
BERITA TERKAIT: