HOT TARGET

September, Pertamina Mau Turunkan Harga Pertamax

Senin, 31 Agustus 2015, 10:11 WIB
September, Pertamina Mau Turunkan Harga Pertamax
ilustrasi/net
rmol news logo PT Pertamina (Persero) berencana menurunkan harga Pertamax pada awal September mendatang. Namun perseroan masih enggan menyebutkan besaran penurunan harga tersebut. "Kemungkinan Pertamax akan diturunkan awal September," kata Direktur Utama Pertamina Dwi Sutjipto di Jakarta.

Rencana perubahan harga ini disebabkan oleh turunnya harga minyak dunia. Namun penurunan harga minyak mentah dunia, Pertamina masih mengalami kerugian pada bahan bakar minyak jenis Premium. Bahkan Dwi menyebutkan kerugian mencapai Rp 14 triliun atau meningkat sejak Juli lalu, sebesar Rp 12 triliun.

Perseroan beralasan pengadaan tersebut berasal dari stok lama yang harganya saat itu lebih tinggi. "Kalaupun bulan ini turun, kita tidak bisa jual lebih rendah," kata Dwi.

Selain penurunan Pertamax, bekas bos PT Semen Indonesia ini juga menyewa lahan milik Kereta Api Indonesia untuk menyalurkan gas alam cair atau LNG dari Semarang sampai Gresik sejauh 90 kilometer.

Dwi mengatakan, penyewaan lahan ini dilakukan dengan cara kerja sama untuk optimalisasi aset dan pemanfaatan gas alam cair bahan bakar kereta.

"Selama ini masalahnya ada di lahan. Pertamina butuh distribusi lewat pipa. Dengan sinergi ini kita akan manfaatkan untuk penempatan pipa penyalur gas," kata Dwi.

Menurutnya, nilai kerja sama dari proyek ini tergantung pada luas lahan yang digunakan untuk menanam pipa penyaluran LNG tersebut.

"Jalur pipa gunakan lahan KAI guna meningkatkan value dari diangkut dengan truk sekarang pakai pipa," jelas Dwi.

Selain membangun pipa gas Gresik-Semarang sepanjang 90 kilometer, Pertamina akan membangun infrastruktur pipa BBM Cilacap-Yogyakarta dan Cilacap-Bandung dan right of way distribution BBM dengan menggunakan kereta api dari Tuban hingga Surabaya.

"Kita lihat potensi yang besar di situ. Pertamina memang ditugaskan untuk menyalurkan energi ke seluruh pelosok Indonesia, dan ini sangat erat berhubungan dengan KAI," kata dia.

Sementara Direktur Utama KAI Edi Sukmoro menambahkan, kerja sama ini juga menyepakati program pelaksanaan konversi penggunaan High Speed Diesel (HSD) menjadi Liquid Nature Gas (LNG) untuk kegiatan operasional kereta api.

Penggunaan LNG bagi KAI dinilai akan mampu menekan biaya bahan bakar hingga 40 persen. Namun, konversi penggunaan High Speed Diesel (HSD) menjadi gas alam cair bagi kegiatan operasional, kereta itu harus melalui serangkaian kajian terlebih dahulu. Kajian itu antara lain, spesifikasi mesin, ketersediaan tangki, dan tempat pengisiannya.

"Diversifikasi bahan bakar bagi perkeretaapian di Indonesia mutlak dilakukan. Namun belum bisa dipastikan kapan akan dilakukan. Konversi dari diesel ke gas atau listrik harus melalui banyak kajian, dan akan segera kita lakukan. Kalau sudah kita lakukan konversi energi, maka bisa menurunkan tarif kereta," ujarnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA