Ketua Yayasan Pembangunan Sanur, Ida Bagus Sidharta Putra menjelaskan, festival ini adalah kali ke-10 yang dilaksanakan. Awal mula festival ini digelar karena keprihatinan masyarakat Bali atas anjloknya kunjungan wisata ke Pulau Dawata itu pasca Bom Bali II.
"Masyarakat Bali bangkit. Maka dibuatlan festival untuk menarik kembali kunjungan wisatawan," ucapnya di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Kamis (20/8).
Sanur sebenarnya destinasi lama. Sanur juga memiliki penorama pemandangan matahari terbit yang luar biasa.
"Bahkan saat Jawaharlal Nehru ke Bali pada ke Bali dan melihat matahari terbit di Sanur, dia bilang this is morning the world," jelasnya.
Dengan festival ini, diharapkan semakin banyak wisatawan datang ke Sanur. Apalagi, Sanur merupakan destinasi lama yang penuh dengan sejarah.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mendukung penuh festival itu. Menurutnya, promosi wisata dengan festival penting, termasuk bagi Bali yang kunjungan wisatanya sudah banyak.
"Saat ini kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali sudah sampai 4 juta per tahun. Tapi, untuk seukuran Bali itu masih kurang. Sebab, Singapura yang seuprit saja, yang tidak lebih besar dari Bali, kunjungan wisatawannya mencapai 16 juta. Jadi, saya setuju Bali dipromosikan lagi," ucapnya.
Namun, untuk suksesnya acara, Arief minta panitia melakukan pre event dan post event. Pre event dilakukan dengan promisi besar-besaran. Sedangkan post event dilakukan dengan menindaklanjuti pengunjung yang hadir agar mau datang ke Bali lagi.
"Jadi, harus ada post event. Kalau dalam satu bulan setelah event ini Sanur tidak menjadi trending topic, berarti fertival itu gagal," ucapnya.
[dem]
BERITA TERKAIT: