Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dollar Menguat, Menteri Saleh Pacu Industri Kreatif Perluas Ekspor

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Rabu, 12 Agustus 2015, 17:04 WIB
Dollar Menguat, Menteri Saleh Pacu Industri Kreatif Perluas Ekspor
rmol news logo Kementerian Perindustrian terus mendorong pengembangan industri kreatif nasional karena pertumbuhannya semakin meningkat sekitar 7 persen per tahun. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh subsektor kerajinan dengan laju pertumbuhan ekspor sebesar 11,81 persen, diikuti fesyen dengan pertumbuhan 7,12 persen, periklanan sebesar 6,02 persen dan arsitektur 5,59 persen.

Menperin Saleh Husin meyakini, ekonomi kreatif dapat diandalkan menjadi kekuatan baru dalam meningkatkan perekonomian nasional. "Apalagi Presiden Joko Widodo juga menegaskan bahwa saat ini merupakan era ekonomi kreatif dan harus menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin pada pembukaan Pameran ”Produk Fesyen dan Aksesori” di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (12/8).

Pembukaan pameran yang terselenggara atas kerjasama Dewan Kerajinan Nasional dan Kemenperin dihadiri Ketua Umum Dekranas Hj Mufidah Jusuf Kalla beserta para Pengurus Dekranas, Ibu-ibu anggota OASE �" Kabinet Kerja.

Pameran berlangsung pada 11 - 14 Agustus 2015 dan diikuti pelaku IKM binaan Dekranas dari berbagai daerah, antara lain DKI Jakarta, Aceh, Sumatera Selatan, Lampung, Jambi, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, Papua, NTT, dan NTB dengan menampilkan aneka produk kerajinan fashion dan aksesoris.

Tak hanya itu, Menperin mengungkapkan, industri kreatif nasional tidak hanya bisa menjadi penopang perekonomian, tapi bisa sebagai penghasil devisa maupun pencipta lapangan kerja. Makanya, industri ini juga diharapkan memperlebar pasar ekspor ke negara berkembang.

"Peluang ekonomi dapat dimanfaatkan industri kreatif dari naiknya nilai tukar dollar terhadap rupiah yaitu memperbanyak volume ekspor," ungkapnya.

Selain itu, perdagangan ke luar negeri juga didorong untuk diperluas. Dari sebelumnya ke negara-negara maju di Eropa, Jepang dan Amerika Serikat, imbuh Menperin, selanjutnya mengarah ke negara-negara berkembang pesat atau emerging market seperti Amerika Selatan, Afrika dan Timur Tengah.

Menurut Menperin, pada tahun 2014 - 2015 nilai tambah dari sektor ekonomi kreatif diestimasi mencapai Rp. 111,1 triliun. Penyumbang nilai tambah tertinggi tersebut, antara lain subsektor mode, kuliner, dan kerajinan.

Sementara itu, Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kemenperin Euis Saedah mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai langkah strategis dalam meningkatkan nilai tambah industri fesyen maupun kerajinan. Di antaranya, melalui bimbingan teknis, dampingan pada pengrajin, promosi dan pemasaran, bantuan dalam mesin peralatan, serta perlindungan hak kekayaan intelektual,” terangnya.[zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA