Perusahaan patungan ini diharapkan bisa dibentuk pada 2016 nanti. Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan pemerintah Singapura, terkait
Joint VenÂture ini.
"Dalam pertemuan itu peÂmerintah Singapura setuju, karena SingTel merupakan mitra kerja Telkomsel. Kami mendukungnya. Diharapkan pada 2016 sudah bisa berjalan," kata Rini usai meresmikan Data Center Telin-3, di Jurong, Singapura.
Menurutnya, langkah Telkom menggandeng SingTel untuk pasar eGoverment sudah tepat, karena sudah punya pengalaman yang lebih maju untuk peneraÂpan teknologi dan sudah teruji kualitasnya.
"Kita belajar apa yang diÂlakukan mereka, tinggal nantiÂnya disesuaikan dengan kebuÂtuhan Indonesia. Komposisi perusahaan patungan 60 persen Telkom, dan 40 persen SingTel. Saya harap Telkom secepatnya realisasikan ini. Kalau ada persoalan perizinan dengan kementerian, saya akan bantu secepatnya," janji Rini.
Rini berharap Telkom bisa menjadi global company dalam pengembangan layanan bisnis internasionalnya. Hal itu terlihat dalam tujuh tahun ini, Telkom group berhasil mengembangkan Telin di 10 negara. "Saya yakin dengan infrastruktur yang kuat, Telkom bisa menjadi global company," katanya.
Di tempat sama, Komisaris Utama Telkom Hendri Saparini mendukung kerja sama dengan SingTel. Sebab, dengan menguasai pasar eGoverment, Telkom bisa menjadi pemain global.
"Telkom harus mampu meÂnarik para investor untuk berinvestasi, dengan memanfaatÂkan infrastruktur pendukungÂnya," kata Hendri.
Selain itu, Telkom juga harus melayani sektor lainnya. ArtiÂnya, tidak hanya di negara luar, tapi di dalam negeri pun harus diperkuat. "Jangan sampai Indonesia hanya masuk ke 3G, tapi sudah ke 5 G," harap dia.
Menanggapi itu, Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga menjelaskan, pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan SingTel secara bisnis dan tingÂgal dituangkan dalam bentuk kontrak.
"Nanti yang membuat peÂrusahaan patungan itu adalah TelkomSigma, anak usaha Telkom dengan Network Application and Services (NAS), SingTel," katanya.
Alex menjelaskan, model bisnis yang akan dikembangkan nantiÂnya mirip Telkom dengan Telstra dari Australia dalam menggarap pasar NAS di Tanah Air.
"Kalau Telstra garap vertical industry. Sedangkan SingTel, pasar eGoverment karena sekÂtor ini tekonologi informasinya masih ketinggalan. Kita juga garap
smart city dan
public utlity. Aplikasi di sana sudah bagus, dan perlu kita kembangÂkan di Indonesia," katanya.
Menurut dia, untuk mengemÂbangkan perusahaan patungan baru ini tak memerlukan modal kerja yang besar mengingat semua investasi sudah dikerÂjakan.
"TelkomSigma sudah punya data center dan
cloud computÂing. Akses sudah ada Telkom dan aplikasi SingTel. Kalau butuh dana pengembangan aplikasi dan pemasaran, tidak besar," pungkasnya. ***