"Dari pinjaman tersebut, PLN mendapat 300 juta dolar amerika, setara Rp 3,9 triliun, dan sudah tanda tangan," kata Rini, di Jakarta. Selain PLN, lanjut Rini, pinjaman utang juga akan memberikan kepada PT Pelni (Persero). Dana terseÂbut, nantinya digunakan untuk menambah armada angkutan kapalnya. "Kapal Pelni yang dipakai sekarang adalah kapal-kapal dari Jerman," ujar Rini.
Menurut Rini, kapal-kapal Pelni saat ini sudah berumur dan sulit melakukan efisiensi "Sekarang kondisi kapal-kaÂpal sudah tua sehingga tidak efisien, begitu juga bahan bakarnya. Mereka (KFW) juga menawarkan pinjaman jangka panjang untuk pembeÂlian kapal," ungkapnya.
Sementara Direktur Utama PLN Sofyan Basir menargetÂkan, PLN akan melakukan efisiensi, dalam penyediaan bahan baku utama dalam pembangkit listrik untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) diturunkan. "Kalau itu dilakuÂkan, dialihkan ke pembangkit lain bisa efisien sebesar Rp 10 triliun," kata Basir.
Terkait pembangunan pemÂbangkit listrik 35 ribu megawatt (mw), PLN hanya mampu membangun 10 ribu mw, sedangkan swasta mengÂgarap sebesar 25 ribu mw. "Modalnya nggak ada. PLN hanya bisa bangun 10 ribu mw," tegasnya. ***