Ketua Umum
Asosiasi LoÂgistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanaf mengaku, sangat prihaÂtin dengan kondisi anjloknya ekonomi domestik saat ini. KonÂdisi ini berimbas pada merosotÂnya kegiatan logistik angkutan laut di tanah air.
"Kalau aktivitas logistik suÂdah terkena imbasnya otomatis hampir semua sektor usaha lainnya ikut melambat. Faktor dominan akibat anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS," ujarnya, kemarin.
Menurutnya, penurunan akÂtivitas logistik di Indonesia turun 8 persen berdasarkan data laporan nggota ALFI di seluruh wilayah Indonesia. Sedangkan, untuk kegiatan logistik melalui angkutan udara masih relaÂtive bertahan.
"Indikator yang paling sederÂhana, yakni hampir 45 persen armada truk di pelabuhan utama tidak beroperasi karena tidak ada muatan yang bisa diangkut," ungkapnya.
Ketua
Indonesian National Shipowners Association (INSA) Jaya C Alleson mengatakan, lesunya aktivitas perdagangan ekspor-impor dan antar pulau sangat memukul operator angÂkutan laut, termasuk kontainer domestik.
"Saat ini, tingkat isian muatan kapal ke seluruh rute domestik tercatat hanya rata-rata 50-60 persen. Bahkan, penyusutan transaksi pengapalan di Asia turut memicu tarif pelayaran barang turun rata-rata hingga 30 persen, termasuk di Indonesia," paparnya.
Ia mengatakan, sepinya muaÂtan mulai terjadi sejak awal tahun. Ini mengakibatkan kapal lebih banyak lego jangkar di sejumlah pelabuhan, termasuk di Tanjung Priok. Akibatnya, pengapalan kontainer domestik selama kuartal Itahun ini turun cukup signifikan ketimbang peÂriode yang sama tahun lalu.
"Penurunan bisa mencapai di atas 20 persen. Berdasarkan data INSA, seluruh operator kapal kontainer domestik merasakan hal ini, dan ini terjadi di semua rute domestik," katanya. ***