Menteri BUMN Rini SoeÂmarno mengatakan, stabilitas harga gula harus dijamin agar harga petani tebu tidak jatuh. Rini juga melarang masuknya gula rafinasi yang berbahan gula mentah ke pasar rumah tangga. Gula ini, pasarnya adalah industri makanan, minuman, obat-obatan dan lain-lain.
"Saya bersama Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian akan menjaga kekat. Termasuk pengaturan harga gula sedang dibahas. KonÂsumsi gula rumah tangga ya harus gula petani, bukan gula impor atau rafinasi, karena untuk rumah tangga stok gula sudah mencukupi," kata Rini saat sidak jelang musim giling di Pabrik Gula (PG) ToelanÂgan, Sidoarjo, kemarin.
Ia mengatakan, dua BUMN ini akan menjaga kestabiÂlan harga gula. Dan yang terpenting saat ini, kata Rini adalah bagaimana menjaga para petani tebu tetap untung. Biaya tanam dan budidaya tebu bisa tetap lebih rendah dibanding laba yang dihasilÂkan petani.
"Biaya tanam tertutupi plus tetap dapat margin. Kalau untung, petani semangat tanÂam. Ini penting karena tanpa petani, pabrik gula BUMN tidak akan bisa berbuat apa-apa," tegas Rini.
Dalam sidak kali ini, MenÂteri Rini juga mengecek kesiapan pabrik serta petani tebu untuk memulai musim giling 2015 yang akan jatuh pada Mei-Juni mendatang.
Di tempat sama GenerÂal Manager PG Toelangan Benny Basuki Suryo meÂnambahkan, pihaknya siap memproduksi secara penuh gula pada musim giling taÂhun ini. PG Toelangan sudah melakukan sejumlah perbaiÂkan mesin giling.
"Saat ini, kapasitas PG sebesar 1.300 ron tebu per hari. Tahun ini ditargetkan mampu menggiling sebanyak 299.000 ton tebu. Mesin-mesin sudah diperbaiki," tandasnya.
Sementara PT Perkebunan Nusantara X (Persero) meÂnargetkan produski 538 ribu ton gula pada musim giling tahun ini. Perseroan juga akan terus fokus melakukan upaya efisiensi, diversifikasi, dan optimalisasi.
Direktur PTPN X M Sulthon mengatakan, target 538 ribu ton tersebut dengan tingkat rendemen 8 persen. Saat ini kata Sulthon, indusÂtri gula mengalami banyak tantangan. Terutama dalam masalah harga.
"Tahun lalu harga gula turun drastis di kisaran Rp 8.500 per kilogram. Harga gula tahun lalu jauh di bawah tahun-tahun sebelumnya yang mencapai Rp 9.500 per kiloÂgram bahkan menembus di angka Rp 10.000 per kilogram pada 2012. Turunnya harga gula ini sangat mempenÂgaruhi kinerja perusahaan," paparnya. ***