Saham Anjlok, Direksi Antam Dinilai tak Profesional

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Jumat, 27 Maret 2015, 10:57 WIB
Saham Anjlok, Direksi Antam Dinilai tak Profesional
rmol news logo Mantan Sekretaris Menteri Negara BUMN Muhammad Said Didu menyayangkan kondisi PT Aneka Tambang (ANTAM) yang terus memburuk. Terbukti, perusahaan raksasa di bidang pertambangan ini mencatat kerugian perusahan plat merah ini mencapai  Rp 775,28 miliar sepanjang 2014.

Menurut Said, sepengetahuan dirinya, Antam tidak pernah mengalami kerugian. Bahkan sejak Antam didirikan belum pernah merugi.

"Jadi sejak kepemimpinan Tato Miraza, Antam mengalami kerugian seperti sekarang," katanya kepada wartawan di Jakarta.

Masih banyak persoalan lain yang menyelimuti Antam. Di antaranya produksi yang tidak berjalan dan lemahnya Board of Directors (BOD) untuk bekerja sama dengan bawahan, sehingga tidak bisa berkolaborasi. Selain itu, Penyertaan Modal Negara (PNM) yang baru-baru ini digelontorkan diprediksi tidak akan efektif. Sebab, untuk biaya rutin saja Antam sudah tidak mampu membayar.

Hal ini dinilainya tentu tidak lepas dari faktor kepemimpinan dan profesionalitas yang dimiliki pimpinan di perusahaan tersebut.
Said menjelaskan bahwa dalam memajukan BUMN, ada banyak faktor yang mesti dinilai. Namun dari sekian banyak faktor tersebut, profesionalisme dan kesungguhan pemimpinnya menjadi yang sangat vital.

"Bagaimanapun keberadaan kepemimpinan ini sangat berpengaruh terhadap segala situasi yang kini melanda Antam. Apalagi ketika disebutkan bahwa Antam sudah tidak bisa menghidupi anak perusahaan," ungkapnya.

Selain persoalan tersebut masih banyak persoalan lain yang menyelimuti Antam. Di antaranya produksi yang tidak berjalan dan lemahnya Board of Directors (BOD) untuk bekerjasama dengan bawahan, sehingga tidak bisa berkolaborasi.

Selain itu, Penyertaan Modal Negara (PNM) yang baru-baru ini digelontorkan diprediksi tidak akan efektif. Sebab, untuk biaya rutin saja Antam sudah tidak mampu membayar.

"Jadi, kontribusi  sosok pemimpin dalam memajukan Antam sangat vital. Presiden dan Menteri BUMN harus selektif," imbuhnya.


Oleh karenanya, ia meminta agar di perusahaan tersebut, termasuk pula pada BUMN lainnya, masalah kepemimpinan betul-betul diperhatikan. Pemimpin BUMN kata dia, harus profesional dan tidak boleh diintervensi pihak manapun, terutama di luar koorporasi.

"Itulah bahayanya BUMN diintervensi non-korporat. Tentu itu racun bagi BUMN," jelasnya.

Ke depan, ia mengusulkan, untuk menjadi Dirut Antam tidak bisa dengan langsung ditunjuk, tetapi melalui pertimbangan yang matang dan uji kelayakan. "Presiden pun tidak boleh langsung comot, harus betul-betul selektif," tegasnya.

Sebagaimana diketahui, sejak Tato Miraza dipercaya memegang tampuk kepemimpinan perusahaan tambang itu pada 30 April 2013, harga saham Antam berada di posisi 1.370 per lembar. Sejak saat itu, harga saham Antam tidak pernah mengalami kenaikan, malah justru mengalami penurunan.

Di dua bulan kepemimpinannya, harga saham Antam terus merosot ke angka 960 per lembar. Hingga saat ini, harga saham perusahaan pelat merah itu malah mengalami keterpurukan dan tak berdaya di angka 860 per lembar.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA