Direktur Pemasaran PTPerÂtamina (Persero) Ahmad BamÂbang mengatakan, pemerintah lebih memilih menaikkan subsidi gas melon itu dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja NegaÂra Perubahan (APBN-P) 2015 dibanding menaikkan harganya.
Menurutnya, dalam rancangan APBN-P pemerintah memutusÂkan subsidi elpiji naik menjadi Rp 35 triliun. "Pemerintah akhirnya memutuskan subsidinya ditambah sedikit," ujar BamÂbang di DPR, kemarin.
Bambang mengakui, sebelumnya pemerintah berencana mengurangi subsidi elpiji 3 kg menjadi Rp 28 triliun tahun ini. Namun, jumlah itu diprediksi tidak akan mencukupi hingga akhir tahun ini.
"Kami ajukan, kalau Rp 28 triliun nggak cukup lah, kan konsumsi naik juga. Jadi pilihannya harga naik atau subsidi ditambah," jelasnya.
Dia mengatakan, keputusan peÂmerintah untuk menambah subsidi elpiji 3 kg juga dipengaruhi ruang fiskal pemerintah setelah melakuÂkan penghematan subsidi BBM.
"Kita sudah ada penghematan subsidi dari BBM. Makanya elpiji nggak kenapa lah naik sedikit. Jadi, tolong diberitakan belum ada penyesuaian harga elpiji 3 kg," pintanya.
Bambang mengakui, pasca diÂnaikkan harga elpiji 12 kg terjadi migrasi konsumen ke elpiji 3 kg. Jumlah konsumen elpiji 12 kg yang bermigrasi ke gas melon hingga saat ini berkisar 10-20 persen.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, dia mengaku, kuota elpiji 3 kg dinaikÂkan dari yang semula 5,1 juta ton di 2014 menjadi 5,76 juta ton. Kuota tersebut termasuk dua juta kepala keÂluarga baru yang konversi di beberapa wilayah di Sumatera Barat, Padang, Bukit Tinggi, Aceh, Kepulauan Riau dan wilayah timur.
Seperti diketahui, Plt Dirjen Migas Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) IGN WiratÂmadja mengatakan, pihaknya tengah mengkaji dua opsi harga elpiji 3 kg untuk menghindari kerugian Pertamina dan agen akibat terus meningkatnya biaya transportasi dalam lima tahun terakhir.
Menurut Wiratmadja, opsi yang tengah dikaji adalah menaiÂkkan harga elpiji Rp 1.000 per kg atau menambah subsidi Rp 2 triliun yang berasal dari pengaliÂhan subsidi BBM dan PLN.
Selain faktor biaya transpor yang terus meningkat, faktor lain yang menjadi bahan kajian adalah tingginya disparitas harga elpiji 12 kg dan 3 kg yang berakibat terjadinya migrasi ke elpiji 3 kg.
Meski pemerintah membatalÂkan rencana kenaikan harga elpiji 3 kg, harga elpiji subsidi itu di pasaran sudah telanjur naik.
Ramdani, warga Pondok Cina, Depok, mengeluhkan harga tabung melon naik Rp 2.000. Saat ini harga elpiji 3 kg per tabungnya Rp 19 ribu, meski pasokannya masih aman.
"Untuk mendapatkan tabung tidak sulit, di warung dekat rumah banyak. Tapi harganya naik Rp 2.000 per tabung," aku Ramdani kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Di tempat yang sama, Rohimah juga mengeluhkan naiknya harga elpiji 3 kg. Dengan naiknya harga elpiji 3 kg menambah beban pengeluarannya. Sebab, harga bahan pokok di pasar juga belum turun pasca diturunkannya harga BBMoleh pemerintah.
Anggota Komisi VII DPR Dito Ganinduto mengatakan, pemerintah memang harus mempertimbangkan secara matang rencana menaikkan harga elpiji 3 kg. Alasannya, elpiji itu banyak digunakan masyarakat menengah ke bawah.
"Saya mendukung kebijakan ditundanya kenaikan harga elpiji 3 kg bulan ini. Penambahan subÂsidi untuk elpiji 3 kg sudah beÂnar. Apalagi saat ini pemerintah mempunyai ruang fiskal yang besar," kata Dito. ***