"Kami sudah mengambil untung dari delta yang dikenaÂkan pada penjualan premium," kata Plt Dirjen Migas I Gusti Nyoman Wiratmadja saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR, kemarin.
Namun, menurut WiratÂmadja, besaran keuntungan berfluktuasi mengikuti naik turunnya harga minyak. MeÂkanisme sudah diberlakukan per Februari. Keuntungan dari penjualan BBMtersebut akan digunakan untuk meningkatkan stok minyak Pertamina.
Apalagi saat ini stok minÂyak perusahaan pelat merah itu baru mencapai 22 hari. Selain untuk membangun tangki penyimpanan BBM, keuntungan penjualan BBMjuga bisa untuk menyewa kilang-kilang minyak miÂliki kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dan badan usaha milik negara (BUMN) yang tidak digunakan. Ini untuk tambah stok sampai 30 hari.
Wiratmadja mengatakan, penggunaan keuntungan tadi juga akan diaudit Badan PeÂmeriksa Keuangan (BPK). Dengan harga minyak sedang turun, maka delta keuntungan masih di kisaran Rp 100 samÂpai Rp 200 per liter.
"Tapi ini bukan angka yang pasti karena harga minyak berfluktuasi," tukasnya.
Selain itu, pihaknya juga akan menerapkan harga jual bawah untuk BBM dalam waktu dekat. Dengan kebijakan tersebut, harga BBM tidak akan dijual murah meski harga minyak dunia sedang berada di level terendah.
Wiratmadja mengaku, pihaknya sedang mengumÂpulkan regulasi yang ada dan akan berkoordinasi dengan beberapa kementerian terkait dengan rencana tersebut. Penerapan harga batas bawah untuk menyiasati rendahnya harga minyak dunia yang saat ini berada di kisaran 50 dolar AS per barel.
Untuk diketahui, pemerintah tidak melakukan peÂrubahan harga BBM awal Februari ini.
Berdasarkan Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 39 Tahun 2014 TenÂtang Perhitungan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak (BBM), yang telah diubah dengan Permen ESDM NoÂmor 4 Tahun 2015 memutusÂkan harga BBM di wilayah penugasan Luar Jawa-MaÂdura-Bali, terhitung sejak 1 Februari 2015 dinyatakan tetap Rp 6.400 per liter untuk solar dan Rp 6.600 per liter untuk premium.
Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika memperÂtanyakan, dasar penetapan harga premium Rp 6.600 per liter. Selain itu, dia juga mempertanyakan tambahan margin 2 persen. "Kan sudah ada margin di harga peroleÂhan, harga MOPS-nya (Mean of Plats Singapura) berapa itu,†tanya bekas bos SKK Migas ini. ***