Staf Khusus Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Budi Prasetyo Susilo mengatakan, pengambangan teknologi alternatif di industri otomotif menyangkut pada program keberlanjutan. Kebutuhan enÂergi semakin tinggi sementara sumber daya terus menipis. Untuk itu, dibutuhkan teknologi baru.
"Kami di Gaikindo pernah meneliti teknologi peralihan energi baru dan bisa terlaksana di Indonesia pada 2035. Proses pengenalan sudah bisa berlangÂsung pada 2025," jelas Budi.
Ia mengungkapkan, saat ini Indonesia mulai mengenal teknologi hibrida yang menÂgawinkan mesin konvensional dengan motor listrik. Tapi, karena belum ada insentif dan tingkat pendapatan warga Indonesia masih minim, penÂjualannya masih sedikit.
Melihat peluang yang cukup besar, industri yang membuat produk berbahan bakar listrik menggenjot penjualannya. Misalnya, PTJuara Bike (anak usaha Juara Group) menggenÂjot penjualan sepeda listrik SELIS yang diproduksi sejak tahun 2013. Di tahun ini, perÂseroan menargetkan meraih penjualan 50.000 unit senilai Rp 200 miliar.
"Sepeda listrik semakin diÂgemari masyarakat karena memiliki banyak keungguÂlan. Dengan banyaknya keungÂgulan yang dimiliki, sepeda listrik menjadi alternatif alat transportasi bagi masyarakat modern," ujar General Manager Juara Bike Charles Chai.
Beberapa keunggulan yang dimiliki antara lain ekonomis dan praktis. Sepeda bermesin listrik ini biaya perawatannya lebih murah dan tidak memÂbutuhkan perawatan ekstra. Tidak juga membutuhkan bahan bakar dalam penggunaannya. Pengguna hanya tinggal menÂcolok charger ke baterai sepeda listrik sampai baterai penuh kembali.
Selain itu, ramah lingkungan karena tidak mengeluarkan emisi sehingga cocok diguÂnakan di perumahan. Dengan begitu, lingkungan perumahan akan tetap terjaga baik, bersih dan bebas polusi.
Sepeda listrik itu juga lebih irit daripada sepeda motor. Biaya yang dibutuhkan untuk me-charge batere dari kondisi kosong sampai penuh, hanya butuh waktu 6 jam. ***