Kami harapkan 2015 bisa dilaksanakan program Gertak Birahi, inseminasi buatan 2 juta ekor sapi,†kata Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, kemarin.
Amran menjelaskan, daging Indonesia sebenarnya mempunyai potensi. Namun, ada hal salah yang dilakukan di masa lalu.
Ia mengatakan, KemenÂterian Pertanian (Kementan) sudah mengekspor cement (sperma) sapi beku ke AmeriÂka Serikat, Rusia dan Jepang.
Setelah jadi sapi, kita impor lagi. Mungkin ini kekeliruan kita bersama,†cetus Amran.
Ia menegaskan, ke depan Kementan akan meningkatkan produktivitas sapi di dalam negeri dengan Gertak Birahi. Hanya saja, yang perlu diperÂhatikan dalam program ini yakni kondisi sapi betina.
Menurut dia, sapi betina yang diinseminasi buatan tidak boleh yang belum perÂnah melahirkan. Karena kalau masih perawan, tidak bisa. Inseminasi buatan pada sapi betina perawan bisa membuat induknya mati.
Kalaupun sudah pernah, seÂbaiknya dipilih sapi betina yang sudah pernah melahirkan lebih dari dua kali. Sebab, inseminasi buatan akan menghasilkan sapi berukuran besar, seperti jenis Brahma dan Limosin.
Jadi harus melahirkan dua kali, kalau satu kali masih kurang aman. Tingkat kematiannya bisa sampai 10 persen,†jelas Amran.
Untuk mendukung produksi daging sapi mandiri, Direktur Jenderal Peternakan KemenÂtan Syukur Iwantoro mengaku akan menghapus bea masuk sapi indukan.
Kami sedang bicarakan dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Keuangan. Diusahakan jadi nol persen,†katanya.
Pihaknya memperkirakan kebutuhan daging sapi pada 2015 mencapai 640 ribu ton. Adapun sapi lokal yang terseÂdia saat ini berjumlah 251 ribu ekor, yang setara dengan 48 ribu ton daging. ***