Hal itu diungkapkan calon kuat Ketua Umum HIPMI, Bahlil Lahadalia. Menurutnya, pemerintah sebaiknya mulai memikirkan untuk membagi kue†pembangunan secara merata agar dapat memunculkan dan memaksimalkan potensi pengusaha di daerah yang nantinya juga dapat membangkitkan perekonomian di daerah.
Bahlil mengingatkan, kekuatan ekonomi nasional kini hanya bertumpu pada wilayah tertentu di Indonesia karena disebabkan pembangunan yang tidak merata.
"Pemerintah harus bisa menerapkan regulasi dan anggaran yang dapat berpihak ke daerah sehingga pengusaha lokal bisa berdaya," jelasnya.
Menurutnya, regulasi yang berpihak pada pengusaha lokal sangat dibutuhkan misalnya pada sektor UMKM agar pembangunan dapat merata. Bahlil mencontohkan, bunga kredit yang dibebankan kepada UMKM sebesar 17 persen. Sementara bunga kredit pengusaha besar hanya 12 persen. Maka itu, HIPMI terus mendorong dan memberi masukan agar bunga kredit bagi UMKM tidak lebih dari 10 persen.
"Pemerintah harus bisa menerapkan regulasi dan anggaran yang dapat berpihak ke daerah sehingga pengusaha lokal bisa berdaya,†tutur CEO Rifa Capital itu.
Pada sektor UMKM misalnya, bunga kredit dibebankan dinilainya cukup tinggi. Padahal UMKM bisa menyerap 89 persen tenaga kerja.
"Bayangkan jika sektor UMKM dapat tumbuh pesat di daerah," imbuhnya.
Pria yang sudah berkecimpung di HIPMI selama 10 tahun itu sudah memulai usahanya di Papua, mulai dari berjualan kue keliling hingga menjadi pengusaha besar dan membangun sejumlah infrastruktur di Papua. Itulah mengapa, ia mendorong HIPMI harus berperan lebih besar dalam memajukan potensi pengusaha di daerah.
"Selama ini ketidakadilan memang dirasakan teman-teman di daerah. Saya juga merasakannya karena saya beranjak dari daerah," ungkapnya.
"Tapi di sinilah peran HIPMI di mana organisasi sebesar HIPMI dapat terus mendorong pemerintah untuk berpihak ke daerah dan mampu memaksimalkan potensi pengusaha di daerah," Bahlil menambahkan.
Bahlil juga menilai bahwa banyaknya pengusaha asing membuat pengusaha lokal semakin sulit untuk bersaing. Padahal, pengusaha asing yang berinvestasi di daerah tidak banyak memberikan keuntungan dan manfaat bagi daerah tersebut.
[wid]
BERITA TERKAIT: