Hal ini disampaikan peneliti dari Indonesia for Global Justice (ICJ), Salamuddin Daeng, dalam acara diskusi bertema "Menatap Indonesia 2015" di Jatipadang, Jakarta Selatan, Selasa (6/1).
"Tahun 2015 ini tidaklah ringan dan sangat memungkinkan dolar bisa mencapai Rp 16.000," ujar Salamuddin.
Akibat dolar AS yang menguat itu, ribuan perusahaan di Indonesia, termasuk perusahaan BUMN dan swasta, akan terkena krisis tidak bisa membayar utang baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
"Tidak ringan bagi BUMN terutama bagi perusahaan sektor keuangan dan perbankan," tuturnya.
Menurutnya, kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak akan banyak membantu dalam mempertahankan nilai tukar rupiah.
"Keadaan ekonomi kita ke depan juga ada di posisi level bawah atau krisis, walau ekonom bilang keadaan ekonomi fundamental cukup baik," tegasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: