Semua BUMN dividennya dikurangi, terutama yang terÂkait dengan infrastruktur akan lebih kecil dari biasanya. Ini dalam konteks memperkuat perÂmodalan mereka untuk meÂnambah proyek infraÂstrukÂtur,†kata Bambang.
Dia menyebutkan, BUMN infrastruktur terÂsebut di antaÂranya PT Jasa Marga, PT PeÂlinÂdo dan PT Angkasa Pura.
PoÂkoknya (BUMN) infraÂstrukÂtur, yang karya-karya itu. LeÂÂbih jelasnya tanya Menteri BUÂMN Rini Soemarno,†kata Menkeu.
Namun, Bambang tak meÂnyeÂbutkan beÂsaran pengurangÂan dividen BUMN tersebut, khususnya besaran yang diÂsetor BUMN infrastruktur.
Dividen BUMN akan dikuÂrangi. Besarannya akan dihiÂtung dengan Kementerian BUMN, perlunya berapa. TiÂdak ada kira-kira,†cetusnya.
Menteri BUMN Rini SoeÂmarÂno mengaku terus berÂupaÂya merevisi jumlah setoran diÂviden perusahaan pelat meÂrah ke negara. Harapannya, diÂviÂden bisa dimanfaatkan kemÂbali oleh BUMN untuk belanÂja perseroan.
Dikatakan, dividen BUMN memang termasuk salah satu komponen peneÂrimaan negara yang dimasukkan ke APBN untuk kegiatan operaÂsional peÂmerintahan. Karena itu, Rini ingin ada revisi kebijakan.
Kami mengusulkan ada revisi. Berapanya belum tahu. Nanti dibicarakan, karena seÂmuanya itu dilihat dari progÂram-program BUMN itu senÂdiri,†ujar bekas Dirut PT Astra Internationak ini.
Rini menegaskan, upaya peÂngurangan setoran dividen buÂkanlah penghapusan. Saat ini, pihaknya tengah mengÂanaÂlisa lebih jauh BUMN maÂna yang akan mendapat potoÂngan daÂlam menyetor diÂviden ke neÂgara. Pasalnya, beberapa BUMN besar seperti PertamiÂna dan Garuda memÂbutuhkan modal besar untuk investasi.
Pengurangan setoran diviÂden perusahaan pelat merah ini dinilai akan mempengaruhi peÂnerimaan negara. Pasalnya, daÂlam penyuÂsunan RancangÂan AngÂgaran PenÂdapatan dan BeÂlanja Negara (RAPBN), seÂtoÂran dividen BUMN selalu menjadi tumpuÂan.
BahÂkan, tahun deÂpan BUMN diÂtarÂgetÂkan meÂnyetor dividen Rp 43,7 triliun, naik dari renÂcana daÂlam nota keuangan Rp 41 triliun. ***