Stok Gula Tahun Lalu Dijual Murah Dalam Kondisi Basah

Harga Si Manis Anjlok

Jumat, 24 Oktober 2014, 09:10 WIB
Stok Gula Tahun Lalu Dijual Murah Dalam Kondisi Basah
ilustrasi
rmol news logo Industri gula rafinasi lokal membantah menjadi penyebab banjirnya gula rafinasi di pasar tradisional yang mengakibatkan anjloknya harga gula petani.

Ketua Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) Wisnu Priyat­na me­ngatakan, tahun ini kuota raw su­gar yang diberikan kepada AGRI hanya 2,8 juta ton. Angka ini jauh lebih kecil dibanding kuota 2013 yang mencapai 3,019 juta ton.

“Terjadi penurunan sebesar 7,25 persen,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Padahal, kata dia, Gabungan Pengusaha Makanan dan Minu­man Indonesia (GAPMMI) me­nyebut, kebutuhan bahan baku in­dustri makanan dan minuman ska­la besar dan menengah pada 2013 sebesar 2,7 juta ton gula ra­fina­si yang setara dengan 2,9 juta ton raw sugar. Jumlah ter­se­but belum termasuk peme­nu­han kebutuhan industri kecil dan in­dustri rumah tangga.

Sementara pertumbuhan in­dus­tri makanan dan minuman saat ini dalam memenuhi kebu­tuhan pasar domestik dan ekspor sebesar 5 persen atau setara de­ngan kebu­tuhan 3,2 juta ton raw sugar.

“Keadaan itu telah meng­aki­batkan terganggunya kontrak dengan industri makanan mi­numan dan pembatalan paso­kan bahan baku dari supplier inter­nasional. Bahkan sebagian besar pabrik gula rafinasi ber­henti produksi,” jelas Wisnu.

Terkait anjloknya harga gula, menurut dia, saat ini pabrik gula di Jawa sedang memasuki masa ak­hir musim giling 2014. Kegia­tan pele­langan gula yang dilak­sa­nakan pe­tani telah berlangsung sejak Juni 2014 dan sekarang ber­ada dalam masa puncak produksi.

Pemerintah, kata Wisnu, telah menetapkan Harga Patokan Petani (HPP) sebesar Rp 8.500 per kilo­gram (kg) atau naik dari harga se­belumnya Rp 8.250 per kg deng­an tujuan melin­dungi petani. Tapi sejak awal lelang gula, terlihat har­ga â€˜si ma­nis’ hanya pada level HPP atau di bawah harga perkiraan. Saat ini harganya Rp 8.100 per kg.

Menurut dia, kejadian itu dise­babkan stok gula tahun lalu yang masih tersedia dan dijual dengan harga murah karena kondisinya yang basah. Selain itu, komitmen pemberian dana talangan kepada petani tidak dilakukan semua stakeholder, kecuali AGRI.

Wisnu mengklaim, pihaknya sudah memberikan dana talangan sejak 2008. Tahun ini asosiasi juga ditugaskan pemerintah un­tuk memberikan dana talangan ka­­rena harga gula masih rendah. ­Sampai saat ini pihaknya telah memberikan dana talangan seba­nyak kurang lebih 200.000 ton senilai Rp 1,7 triliun dan baru ter­salurkan 50.000 ton. Alhasil, total stok gula tani milik AGRI yang belum tersalurkan 150.000 ton.

Sebelumnya, pemerintah me­negaskan se­dang melakukan penghitungan kebutuhan gula untuk industri da­lam negeri. Langkah ini untuk menekan rem­besan gula rafinasi ke pasar tra­disional karena ke­lebihan pa­sokan.

Dirjen Industri Agro Kemen­te­rian Peridustrian (Kemenperin) Panggah Susanto mengatakan, su­dah lima tahun kebutuhan un­tuk industri tidak di-upda­te. Karena itu, pihaknya sedang mela­kukan peng­hitungan kebuhan gula un­tuk in­dustri. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA