Infrastruktur Pelabuhan Nasional Masih Tertinggal Dari Malaysia Dan Thailand

Senin, 13 Oktober 2014, 10:17 WIB
Infrastruktur Pelabuhan Nasional Masih Tertinggal Dari Malaysia Dan Thailand
ilustrasi
rmol news logo Infrastruktur masih menjadi pekerjaan rumah yang tak kunjung selesai. Minimnya sarana dan prasarana kerap dituding jadi biang kerok lam­bannya laju pertumbuhan eko­nomi nasional.

Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Ba­dan Perencanaan Pemba­ngu­nan Nasional (PPN/Bappe­nas) Lukita Dinarsyah Tu­wo menga­takan, ketiadaan prio­ritas mem­buat pemba­ngu­nan in­frastruktur berjalan lam­bat. Con­tohnya, pembangunan satu pelabuhan kecil hanya Rp 10 miliar mem­butuhkan waktu tujuh tahun dari semestinya dua tahun.

“Kenapa? karena pemerintah mengalirkan uangnya  ke banyak pembangunan pelabu­han di berbagai daerah untuk pemerataan,” katanya.

Belajar dari kondisi itu, Lu­kita menyarankan pemerin­tahan mendatang membuat prio­ritas dalam pembangunan infra­struktur, mengingat saat ini banyak proyek infrastruktur yang hanya perlu sentuhan akhir untuk memulai konstruksi.

Dia juga menyarankan peme­rin­tahan baru segera melong­gar­kan kebijakan yang selama ini ke­­rap menjadi penghambat in­ves­tasi sektor riil dan infra­struktur.

Direktur Perdagangan, In­ves­tasi dan Kerja Sama Eko­nomi Internasional Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti meng­ungkapkan, pemerintah akan tetap fokus meningkatkan infra­struktur pelabuhan dan jalan.

“Pembenahan infrastruktur, salah satu upaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi pem­bangunan sistem logistik na­sional,” katanya.

Menurut Amalia, berbagai infrastruktur pelabuhan dan jalan-jalan kawasan industri saat ini perlu dikembangkan dan ditingkatkan guna men­dukung kinerja sektor logistik di dalam negeri.

Ketua Supply Chain Indo­nesia (SCI) Setijadi menga­takan, infrastruktur pelabuhan nasional masih tertinggal dari Malaysia dan Thailand. Kon­disi ini tergambar dari The Global Competitiveness Index 2013-2014 yang dikeluarkan World Economic Forum.

Pada laporan tersebut, kata Setijadi, infrastruktur pelabu­han Indonesia hanya berada pada peringkat ke-89 dari 148 negara.

“Sebagai perbandingan, Ma­laysia peringkat ke-24 dan Thailand ke-56,” tuturnya.

Menurut Setijadi, kondisi infrastruktur, misalnya keda­laman kolam pada beberapa pelabuhan di Indonesia yang hanya sekitar 6 meter membuat pertumbuhan arus barang me­lalui pelabuhan-pelabuhan ren­dah. Padahal, di Singapura dan Malaysia memiliki keda­laman kolam lebih dari 16 meter. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA