"Pada AEC 2015, pasar dalam negeri akan dimasuki produk dari berbagai negara Asean. Untuk produk lampu dan komponen lampu, Thailand dan Filipina merupakan kompetitor bagi Indonesia," kata marketing manager PT Tjipto Langgeng Abadi, Djiunaedi di Jakarta (Kamis, 9/10).
Dengan peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) produk di atas 80%, menurut Djiunaedi, pihaknya optimis dapat mengembangkan bisnisnya di pasar nasional maupun pasar global.
"Untuk produk lampu, pasar terbesar kami di Jawa Timur dan Indonesia bagian timur. Sedangkan penguasaan pasar nasional, baru mencapai 10% dan kami terus menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi," paparnya.
Sedangkan Ketua Umum Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo) John Manoppo mengatakan, konsumsi lampu tertinggi berada pada jenis lampu hemat energi (LHE) sebesar 175 juta unit, sedangkan untuk light emitting diode (LED) berkontribusi sekitar 20 juta unit.
"Meskipun konsumsi LHE tinggi, tren konsumsi bagi pelanggan baru kelas menengah ke atas sudah beralih menggunakan LED. Tren penggunaan LED lewat promosi dan kampanye yang dilakukan beberapa produsen ternama memberikan hasil, padahal produk ini baru hadir sekitar 2 tahun lalu," ujarnya.
John menambahkan, tingginya pertumbuhan konsumsi lampu harus dibarengi dengan bertumbuhnya produksi dalam negeri.
"Indonesia masih menjadi pasar, mengingat produksi lampu LED nasional saat ini mencapai 12,5% dari total konsumsi," tandasnya.
[dem]