Bangun Pulau Karantina Butuh Infrastruktur Sesuai Animal Welfare

Disarankan Tak Berdekatan Dengan Kawasan Padat Penduduk

Selasa, 07 Oktober 2014, 09:37 WIB
Bangun Pulau Karantina Butuh Infrastruktur Sesuai Animal Welfare
ilustrasi
rmol news logo Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengusulkan kepa­da Kementerian Pertanian (Ke­men­tan) agar membuat Pulau Karantina untuk sapi impor yang berpenyakit.

“Pulau Karantina akan sangat berguna untuk mengetahui apa­kah sapi-sapi yang diimpor ber­penyakit atau tidak,” kata Wakil Menteri Perdagangan (Wamen­dag) Bayu Krisnamurthi.

Menurutnya, salah satu syarat pulau yang dijadikan karantina harus benar-benar jauh dari akses masyarakat. Namun, saat ditanya syarat-syarat lain mengenai pulau tersebut, Bayu mengaku tidak terlalu mengerti.

Bayu mengaku dia bukan ahli masalah tersebut. Meski begitu, ada satu hal yang wajib dimiliki pulau tersebut yaitu tersedianya dermaga yang mampu menjadi pintu masuk bersandarnya kapal-kapal pengangkut sapi impor.

“Saya bukan ahlinya, tetapi harus tidak ada orang dan tentu harus ada pelabuhan,” kata dia.

Menteri Pertanian (Mentan) Suswono mengatakan, pihaknya te­ngah menyiapkan Pulau Karan­tina ternak. Setidaknya, ada tiga pulau yang nantinya digunakan menjadi pulau itu yang terletak di wilayah barat, tengah dan timur.

“Memang akan ada pulau-pulau karantina. Misalnya di barat, tengah dan timur. Pulau ini penting agar bisa memberikan ruang kita (mencari sumber impor), tidak hanya bersumber dari negara tertentu,” jelasnya.

Suswono menggambarkan, Pulau Karantina merupakan tempat karantina hewan yang terisolir. Dia optimistis, pulau itu akan terbentuk selama dua tahun. Keyakinan ini didasari karena Indonesia mempunyai kepulauan dengan jumlah 17.000 pulau.

Wakil Menteri Pertanian (Wa­mentan) Rusman Heriawan me­nga­takan, membangun Pulau Ka­rantina bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan infrastruktur yang memadai dan sesuai dengan ani­mal welfare (kelayakan ling­kungan hewan).

“Harus ada pembangunan in­frastruktur terlebih dahulu. Ber­pikir tentang animal welfare. Pela­buhan bagaimana dan seba­gainya. Ini belum ada kepu­tusan,” ujar bekas Kepala BPS ini.

Terkait alasan pembuatan tem­pat karantina di suatu pulau, dia menyebut agar lebih eksklusif. Pasalnya, jika ditempatkan di daerah yang banyak penduduk­nya, akan menimbulkan risiko tinggi.

Ke depan, kata Rusman, Pulau Karatina hanya untuk pembibitan dan pengembangan. Kalaupun pulau itu adalah pulau yang ada penduduknya, mereka akan didedikasikan mengelola sapi-sapi tersebut.

Kepala Badan Karantina Perta­nian Banun Harpini menambah­kan, pihaknya saat ini masih melakukan diskusi mengenai Pulau Karantina. Beberapa lokasi sudah diidentifikasi untuk dija­dikan Pulau Karantina Hewan.

“Berhubung pulau ini me­libatnya beberapa kemen­terian dan butuh biaya inves­tasi yang besar, maka kese­pa­katannya dila­kukan dengan mengajak tim Menko Per­ekonomian,” ujarnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA