Untuk itu, menurut dia, pengganti Karen harus dibuat tim atau panitia dan menyusun kriteria yang jelas dari targetan bisnis Pertamina. Baru setelah itu dicari orang yang pas.
"Bisa juga dirut baru dari luar Pertamina," katanya di Jakarta.
Nantinya, lanjut dia, dirut Pertamina kerja bukan berdasarkan merasa ada balas jasa pada mafia migas, tapi kepada publik.
"Sekarang publik nggak tahu harus
ngawasi Pertamina dengan cara apa. Dengan kementerian BUMN, jaminan apa
sih sehingga diangkat presiden," ucapnya.
Uchok pun mengingatkan, minyak sudah dipenuhi kepentingan politik. Siapa yang menguasai impor minyak maka dipastikan akan berkuasa lama. Untuk menghindari itu, memang harus dibuat sistem agar dirut Pertamina nantinya bisa lepas dari kekuasaan dan tidak diintervensi untuk keuntungan politik.
"Pertamina kan dibentuk untuk membantu masyarakat bukan menopang kekuasaan. Sementara mafia dengan kekuasaan itu simbiosis mutualis. Ini yang terus mempengaruhi Pertamina," tandasnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: