Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Bambang Susantono mengatakan, rencana kebijakan untuk mengurangi penggunaan sepeda motor di wilayah tertentu harus diimbangi dengan solusi penyediaan transportasi massal.
Menurut dia, harus ada solusi berupa alternatif transportasi massal yang memadai. “Jangan asal melarang dengan membatasi penggunaan sepeda motor, tapi harus ada solusinya,†kata Bambang di Jakarta, Rabu lalu.
Menurut dia, saat ini populasi sepeda motor di Indonesia menembus sekitar 70 juta unit dan terbesar di dunia.
Untuk diketahui, Bambang menghadiri pertemuan
International Transport Forum (ITF) Annual Summit 2014 di Leipzig, Jerman, yang digelar 21-23 Mei 2014.
Salah satu isu yang dibahas soal fenomena membludaknya jumlah sepeda motor di Indonesia yang membuat hampir semua peserta dari 55 negara terperangah.
Bambang mengatakan, jika penyediaan moda transportasi umum perkotaan hingga pedesaan sudah tersedia dan terkoneksi dengan baik, maka pembatasan jumlah kendaraan pribadi termasuk sepeda motor bisa dilakukan.
Ia mencontohkan saat menjelang Lebaran selalu terjadi lonjakan penggunaan sepeda motor ke sejumlah kantong-kantong daerah mudik. “Seandainya tersedia angkutan yang memadai di daerah-daerah, maka jumlah pemudik yang menggunakan sepeda motor akan drastis berkurang,†ujarnya.
Pemerintah, kata Bambang, tak bisa menyalahkan para pemudik yang memakai sepeda motor karena di daerah tujuan minim angkutan umum pedesaan.
“Untuk itu Kementertian Perhubungan mencari solusi menyediakan angkutan sepeda motor ke sejumlah wilayah di Jawa dan Sumatera,†ucapnya.
Sebelumnya, pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, pemerintah perlu membatasi sepeda motor untuk menurunkan jumlah kecelakaan lalulintas. Terutama saat arus mudik dan balik Lebaran.
“Regulasi tersebut, misalnya adanya batas maksimal kapasitas atau isi silider kendaraan untuk umum dan kawasan bebas sepeda motor,†katanya. ***