Menko Perekonomian, Hatta Rajasa, menjelaskan beberapa indikator-indikator. Misalnya, pembangunan pelabuhan melampaui target. Kemudian pembangunan bandara-bandara di seluruh tanah air melampaui target. Kemudian kondisi di seluruh jalan nasional, pelebaran, peluasan jalan-jalan juga mencapai target.
Mengenai lifting minyak, Hatta Rajasa mengemukakan, pemerintah mulanya memasang target 870 ribu barrel, namun kemungkinan pada tahun 2014 ini cuma tercapai 830 ribu barrel.
"Yang seharusnya kita sudah bisa mencapai produksi 1 juta barel pada akhir tahun 2014 ternyata mundur ke 2015,†papar Hatta usai Sidang Kabinet Paripurna Diperluas di Gedung Utama Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa petang (29/4), dikutip dari
setkab.go.id.
Tetapi, bukan berarti tidak sepenuhnya dicapai. Target itu hanya mengalami penundaan ke 1 juta barel.
Adapun menyangkut elektrifikasi nasional, menurut Menko Perekonomian, pemerintah menargetkan 80 persen sampai dengan akhir tahun 2014, dan saat ini elektrifikasi sudah mencapai 82 persen.
Kemudian terkait dengan pangan, misalnya irigasi dan luasan sawah yang teririgasi, menurut dia juga terus meningkat. Malah melebihi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Namun diakui Hatta Rajasa masih ada pekerjaan-pekerjaan rumah lain. Misal, tahun ini ditargetkan rencana Bukit Tinggi Plan of Action berjalan. Karena itu, kata Hatta, pemerintah terus mengejar swasembada, terutama di daerah-daerah yang terkait langsung dengan produksi pangan.
"Terutama tantangannya adalah pada musim ektsrem, apakah nanti akan ada El Nino yang bersifat light, moderat, semuanya itu adalah ancaman terhadap produksi. Tadi ditekankan agar pemerintah daerah, para gubernur, mengantisipasi hal-hal seperti ini," jelas Hatta.
[ald]
BERITA TERKAIT: