Direktur Pemasaran dan PenÂjualan Garuda Indonesia Erik Meijer mengatakan, pemÂbukaÂan penerbangan rute MeÂdan-Jeddah karena tinggiÂnya perÂminÂtaan pelangÂgan. Mereka meÂrupakan para pengguna jasa Garuda di kawasan Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan.
“Para pengguna jasa Garuda dari Makassar dan Medan kini dapat melaksanakan ibadah Umrohnya lebih nyaman, kaÂreÂna dapat terbang langsung ke Jeddah tanpa harus berganti peÂsawat di Jakarta,†ucap Meijer.
Saat ini, Garuda Indonesia telah melayani penerbangan ke Jeddah melalui empat kota besar di Indonesia, antara lain dari Jakarta (13 kali dalam seÂminggu), Surabaya (4 kali daÂlam seminggu), dan nantinya meÂlalui Makassar (3 kali dalam seminggu) dan Medan (3 kali dalam seminggu).
Untuk rute penerbangan SuÂrabaya-Jeddah, resmi dibuka Minggu (13/4). Pembukaan peÂnerbangan tersebut merupaÂkan bagian dari upaya Garuda memÂperluas jaringan penerÂbanganÂnya di rute internasional.
“Rute ini juga untuk meÂmenuhi kebutuhan para pengÂguna jasa, khususnya di wilaÂyah Jawa Timur dan sekitarnya untuk melaksanakan ibadah Umroh dan perjalanan bisnis,†ujar Meijer.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengaku tidak mempermaÂsaÂlahkan mengenai rute penerÂbangan milik PT Merpati NuÂsantara Airlines (MNA), yakni Medan-Jeddah diambil Garuda Indonesia.
Dapat diketahui, rute Medan-Jeddah merupakan rute penerÂbangan yang terdapat dalam
business plan Merpati dan bekerja sama operasional (KSO) dengan pihak swasta.
“Berarti konsep Merpati yang dulu tidak salah. Dulu ada yang menilai konsep itu kurang baik, nah kalau Garuda menerÂbangi itu berarti konsep itu bagus dong,†kata Dahlan, kemarin.
Dahlan menyatakan, saat ini dirinya terus melakukan instruÂmen penyelamatan bagi MerÂpati. Namun, dalam mereaÂliÂsasikan rute Merpati dengan tujuan Medan-Jeddah hingga saat ini belum mendapatkan persetujuan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
“Aku sih terserah aja, tapi aku belum tahu Garuda akan terbang, nanti kita bahas di raÂpim. Saya tanyakan nanti ke Merpati,†tandasnya. ***