Pamanukan & Indramayu Lumpuh Harga Kebutuhan Sembako Melejit

Pedagang Ngeluh Distribusi Terganggu Akibat Banjir

Rabu, 22 Januari 2014, 09:31 WIB
Pamanukan & Indramayu Lumpuh Harga Kebutuhan Sembako Melejit
ilustrasi
rmol news logo Banjir yang melanda daerah Jabodetabek membuat beberapa harga kebutuhan pokok melonjak. Pasalnya, jalur angkutan transportasi terputus.

Kebutuhan pokok yang melejit itu terdapat di pasar-pasar tradisional, seperti Pasar Pondok Gede, Bekasi. Dari pengamatan Rakyat Merdeka, diketahui untuk harga ayam, sampai saat ini belum kembali normal.

 â€œSemenjak banjir tidak ada perubahan, harga ayam per 1 kg masih sama di kisaran Rp 40 ribu,” ujar pedagang ayam, Nino.

Selain ayam, harga sayur-sayuran juga bervariasi. Termasuk harga cabe rawit merah yang mengalami kenaikan Rp 10 ribu. Yang biasanya hanya Rp 28 ribu, sekarang harganya berkisar Rp 38 ribu.

Harga sayuran buncis biasanya Rp 7.000 sekarang menjadi Rp 10 ribu. Selain itu, bawang merah juga mengalami kenaikan, dari yang sebelumnya Rp 18 ribu per kg, menjadi Rp 28 ribu.

 â€Harga melonjak semua karena kiriman dari Jawa telat. Harga naik semenjak Pamanukan dan Indramayu banjir. Biasanya tengah malam sudah datang, sekarang harus menunggu sampai agak pagian,” ujar pedagang sayuran, Samiran.

Selain di Pasar Pondok Gede, Pasar Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur juga mengalami hal sama. Kenaikan harga terjadi pada beras dan minyak goreng

Menurut salah satu pedagang sembako Hadi, terjadi kenaikan harga sembako pasca banjir tidak bisa dielakkan. Rentang tertundanya pasokan bahan pokok antara enam jam hingga 24 jam.

“Beras rata-rata naik Rp 1.000 per kg nya, sama dengan minyak goreng curah yang naik Rp 1.000, dari harga Rp 11 ribu menjadi Rp 12.000 per liter,” katanya.

Sementara untuk telur ayam belum mengalami kenaikan harga. Namun, ketersediannya selalu terhambat sejak terjadinya banjir.

“Kita masih menjual sesuai harga lama, tetapi jika dari Jawa disuruh naik, ya kita naikkan. Sudah tiga hari ini, telur datang terlambat, biasanya satu hari sampai, sekarang harus menunggu tiga hari,” ujar pedagang telur, Hari.

Di Pasar Palmerah, Jakarta Barat, meski persediaan beras masih normal, tapi harganya juga naik sedikit. “Harga beras rata-rata naik Rp 300 per kg,” ungkap pedagang beras, Gunawan.

Sedangkan, harga daging sapi di pasar itu tidak mengalami kenaikan setelah terjadinya banjir beberapa hari ini. Salah satu pedagang daging sapi, Ari mengatakan, sejak banjir, tidak terjadi kenaikan harga daging. Soalnya, harga daging sudah naik sebelum terjadinya banjir.

Ari mengaku persediaan daging sapi yang bagus saat ini berkurang. “Biasanya saya membeli satu paha sapi, harganya Rp 80 ribu per kg hanya daging saja, sekarang harga segitu sudah termasuk tulang. Jadinya susah untuk menjualnya lagi,” ujarnya.

 Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi mengaku sudah mengantisipasi  pergerakan harga sembako secara nasional rata-rata naik 5 persen.

 â€œProduk hortikultura yang mudah busuk sangat terganggu distribusinya akibat banjir. Sedangkan gelombang tinggi yang terjadi di beberapa perairan Indonesia membuat nelayan enggan melaut sehingga mengakibatkan harga ikan menjadi mahal,” kata Bayu.

Dari hasil pantauan pihaknya, di beberapa kota besar di Indonesia dalam sepekan terakhir, harga sembako naik cukup signifikan. “Rata-rata melonjak 5 persen,” tambahnya.

Pihaknya melihat ada dua jenis sembako yang rentan di saat musim hujan dan gelombang tinggi seperti sekarang. “Yang harus kita lihat itu hortikultura dan ikan. Dua produk itu yang paling rentan,” ungkapnya.
       
Wakil Ketua Komisi IV DPR Firman Soebagyo berpendapat, kenaikan sembako merupakan dampak banjir. Beberapa jalur transportasi terutama di Pantura yang digunakan untuk pendistribusian sembako tersebut lumpuh.

“Banyak daerah yang menjadi jalur distribusi sembako mengalami banjir,” ujarnya.  ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA