Mentan Suswono mengaku heran masih tingginya harga daging sapi di wilayah Jakarta yang mencapai Rp 95.000 per kilogram (kg). Padahal, pemerintah sudah membuka kran impor sapi hidup siap potong maupun sapi bakalan tanpa batas.
Untuk diketahui, pemerintah mengeluarkan aturan pembebasan kuota impor sapi melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 46/M-DAG/KEP/8/2013 Tentang Ketentuan Impor dan Ekspor Hewan serta Produk Hewan
Dalam ketentuan tersebut, mekanisme buka tutup impor sapi bakalan maupun sapi siap potong menggunakan harga referensi (harga patokan), yaitu Rp 76.000 per kg dan tidak akan menerapkan sistem kuota. Artinya, apabila harga daging di pasar sudah di bawah Rp 76.000 per kg maka impor distop, begitu juga sebaliknya.
“Untuk harga daging masih tinggi, padahal sebenarnya sekarang sudah terbuka impornya,†kata politisi PKS itu di kantornya, kemarin.
Karena itu, Suswono menyerahkan solusi masalah ini kepada Kementerian Perdagangan (Kemendag). Kemendag dinilai lebih tahu alasan mengapa harga daging masih tetap tinggi. Sebab, saat ini tidak ada hambatan di Kementan untuk mengimpor daging.
“Selama ini memang tidak ada hambatan, waktu itu disepakati dengan kuota. Tetapi saat ini tidak lagi dengan tujuan menurunkan harga. Kita harap bulan ini bisa turun,†katanya.
Selain itu, kata dia, kebutuhan daging nasional pada 2014 diprediksi bakal naik 6 persen dari 549.000 ton menjadi Rp 560.000 ton. Dia berharap, dari total kebutuhan daging nasional tahun depan, 80 persen dipasok dari dalam negeri. Namun ada sejumlah kendala teknis seperti sikap peternak sapi lokal dan pasokan sapi lokal yang terus mengalami penurunan.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), katanya, jumlah populasi sapi di Indonesia menurun 2 juta ekor di 2013 menjadi hanya 14 juta ekor. Karena itu, perlu upaya untuk menambah jumlah populasi sapi seperti mendatangkan sapi betina impor dari luar negeri.
Anggota DPR Ian Siagian mengatakan, masih tingginya harga daging di pasar memperlihatkan Mentan Suswono dan Mendag Gita Wirjawan gagal melaksanakan tugasnya.
“Dulu mereka (Mentan dan Mendag) masih bisa ngeles jika harga daging mahal karena kekurangan pasokan. Sekarang?†katanya.
Menurut Ian, tidak ada alasan lagi bagi Mentan dan Mendag untuk tidak bisa mengendalikan harga daging. Apalagi, mereka juga sudah mengeluarkan aturan impor daging tanpa kuota lagi.
“Ini ada yang bermain supaya harga tetap mahal, supaya bisa impor terus. Karena saat ini patokannya bukan kuota, tapi harga. Jika harga sudah Rp 70 ribu baru impor distop. Jika belum, impor bakal terus lanjut,†katanya.
Dia juga menyayangkan, langkah kedua menteri tersebut yang hanya mencari pembenaran dan melepas tanggung jawab. Selain itu, Mentan dan Mendag tidak berani memberikan sanksi kepada importir daging nakal. “Presiden harus mengevaluasi kinerja menterinya tersebut,†cetusnya. ***